Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Minggu, 23 Januari 2022 | 14:29 WIB
Penginapan Ecolodge di Lampung Timur [Suara.com/Agus Susanto]

SuaraLampung.id - Sejak pandemi COVID-19, penginapan Ecolodge yang penginapan andalan tamu wisata asing Taman Nasional Way Kambas (TNWK) sejak 2019 lumpuh, akibat tidak ada pengunjung.

Minggu (23/1/2022) siang seorang pria dengan mengenakan baju warna merah tampak membersihkan sejumlah pelataran tempat penginapan Ecolodge.

Pria tersebut bernama Suradi, dan dirinya merupakan satu dari sepuluh orang lainnya yang ditugaskan mengelola tempat penginapan tersebut dan sebagai pelayan tamu.

Pemilik penginapan Ecolodge sengaja mendesain bangunan menyerupai rumah joglo, dan dibuat seaalami mungkin, dari konstruksi bangunan 70 persen dinding bangunan dibuat dari kayu (papan), fasilitas ruangan tidak disediakan mesin pendingin (AC) maka konstruksi ruang banyak di bat jendela sebagai media sirkulasi udara secara alam.

Baca Juga: Sumsel Gandeng PT Buyung Poetra Sembada Beli Beras Petani, Dukung Food Estate

Untuk menciptakan udara sehat dan segar, sekitar penginapan yang ada di Desa labuhanratu IX, Kecamatan Labuhanratu, Kabupaten Lampung Timur itu banyak ditanami jenis tanaman hutan, pohon-pohon sekitar sudah berumur belasan tahun.

"Karena tamu yang bermalam di Ecolodge ini mayoritas wisata asing, seperti dari Australia, Jepang, Prancis, Jerman dan negara asia lainnya, maka didesain dengan kesukaan wisata asing".Kata Suradi, sambil menyapu di setiap sudut halaman.

Pria 40 tahun tersebut mengaku sudah bekerja di Ecolodge sejak 2007, sejak dia bekerja di penginapan tersebut, mengalami penurunan gaji yang cukup signifikan semenjak terjadinya wabah Covid-19 yang melanda pada 2019 lalu.

Wabah Covid-19 dia dan rekannya dalam satu bulan di beri upah sebanyak 1,8 juta.

Sejak virus corona menyerang gaji yang di dapat saat ini tinggal 600 ribu per bulan. 

Baca Juga: Prakiraan Cuaca 23 Januari 2022, 10 Kabupaten di Sumsel Ini Bakal Hujan

"Kalau kondisi alam masih normal kami sebulan di beru upah Rp1,8 sampai Rp 2 juta. Sekarang tinggal Rp600 ribu, tapi kami memaklumi karena selama hampir tiga tahun tidak ada tamu yang menginap disini".Ucap Suradi.

Wisatawan asing untuk bermalam di ecolodge tergantung dengan situasi Taman Nasional Way Kambas, karena TNWK tutup total sejak 2019 maka tidak ada wisata asing yang berkunjung.

"Tamu dari luar negeri itu, biasanya kalau datang rombongan sedikitnya 4 orang, dan bisa sampai 10 hari bermalam di ecolodge, tujuan nya berwisata di TNWK".Kata dia.

Humas TNWK Sukatmoko, mengatakan tadinya ada harapan TNWK akan dibuka untuk umum atau wisatawan, 2022 ini. Namun karena ada, virus baru bernama Omicron yang saat ini sedang menjadi perhatian Pemerintah maka rencana dibukanya wisata TNWK kembali ditunda.

"Belum tau kapan dibuka, rencana 2022 ini, tapi malah ada omicron sehingga belum ada wacana lagi kapan pusat wisata TNWk di buka" kata Sukatmoko.

Kontributor: Agus Susanto

Load More