SuaraLampung.id - Varian baru COVID-19 yakni Omicron atau B.1.1.529 mulai menyebar di beberapa negara. WHO menyebut varian ini mengkhawatirkan.
Ada beberapa gejala yang dialami jika terserang varian Omicron.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Tjandra Yoga Aditama mengatakan keluhan infeksi Omicron bisa lebih ringan ketimbang kelompok usia lainnya.
Tjandra mengatakan dari laporan awal studi menunjukkan kaum muda cenderung keluhannya lebih ringan, tapi kepastian dampak berat varian Omicron baru akan ada dalam beberapa hari atau minggu ke depan.
Menurut Tjandra yang pernah menjabat sebagai Direktur WHO Asia Tenggara dan Dirjen P2P & Ka Balitbangkes itu, semua varian COVID-19 sejauh ini dapat menimbulkan penyakit berat dan kematian terutama pada kelompok rentan seperti lansia, komorbid, gangguan imunitas dan lainnya.
Orang-orang disarankan tetap waspada dan melakukan pencegahan dengan menerapkan protokol kesehatan 3M dan vaksinasi ditambah upaya 3T dari pemerintah.
Lebih rinci lagi, orang-orang disarankan tetap menjaga jarak fisik minimal 1 meter dari orang lain, memakai masker yang pas, membuka jendela untuk meningkatkan ventilasi, menghindari ruang yang berventilasi buruk atau ramai, menjaga tangan tetap bersih, menerapkan etika batuk atau bersin ke siku atau tisu.
Terkait keluhan akibat infeksi, dokter di Midrand, Johannesburg, Unben Pillay dalam briefing yang diadakan Departemen Kesehatan Afrika Selatan pada Senin (29/11/2021) berpendapat, pasien umumnya mengalami gejala ringan seperti batuk kering, demam, keringat pada malam hari dan nyeri tubuh.
"Orang yang divaksinasi cenderung lebih baik (kondisinya)," kata dia seperti dilansir dari The Guardian.
Baca Juga: Banyak Muncul Klaster Baru, PTM di Perguruan Tinggi Harus Dibatasi
Di sisi lain, Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan, Dr. Angelique Coetzee, menuturkan, ada tujuh pasien di kliniknya yang memiliki gejala berbeda dari varian Delta.
Menurut dia, seperti dikutip dari AFP, pasien merasakan kelelahan yang luar biasa, ditambah nyeri otot ringan, tenggorokan gatal dan batuk kering.
Coetzee sudah melihat pasien dengan gejala tersebut sejak pertengahan bulan November lalu, yang menurut dia relatif berbeda dari tipikal COVID-19. Menurut dia, gejala ini dialami seorang pasien laki-laki berusia sekitar 33 tahun.
Sang pasien berkata padanya sangat lelah selama beberapa hari terakhir dan merasakan sakit dan nyeri di tubuhnya dengan sedikit sakit kepala.
Alih-alih sakit tenggorokan, pasien pertama Coetzee itu merasa tenggorokannya gatal tetapi tidak batuk atau kehilangan indra perasa atau penciuman. Hasil tes menunjukkan dia dan keluarganya positif COVID-19.
Meskipun mungkin diperlukan beberapa minggu sebelum hadirnya jawaban pasti mengenai sifat ancaman yang ditimbulkan Omicron, bukti awal memperlihatkan vaksin menawarkan setidaknya beberapa perlindungan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
BTN Buka Lowongan Kerja Posisi IT QA Department Head: Gaji Menarik
-
Keracunan Makanan Hantui Lampung, Wagub Jihan: Perketat Pengawasan MBG
-
Kejati Lampung Tangkap DPO Korupsi Dana BUMDes di Pesawaran, Kerugian Negara Miliaran
-
Jangan Lewatkan! Consumer BRI Expo 2025 Hadirkan Rumah Impian, Mobil Idaman dan Konser Gratis
-
BRI Buka Lowongan Kerja: Posisi Relationship Manager