Cekcok mulut terjadi. Kedua kubu sama-sama berkeras. Perang lumpur terjadi. Situasi yang makin panas itu berujung pada baku hantam. "Tidak menimbulkan korban jiwa hanya luka luka lebam saja, peristiwa itu terjadi 2009 silam,'" kata Syamsudin.
Dampak dari konflik, Kelompok Tunas Rimba bubar. Syamsudin tak patah arang. Sendiri ia menanam mangrove. Sadar tak bisa kerja sendiri, Syamsudin mulai mendekat warga yang sempat baku hantam dengan dirinya.
Lewat pendekatan persuasif, Syamsudin mengajak musuh-musuhnya itu ngobrol dan menanamkan kesadaran pentingnya keberadaan mangrove bagi masyarakat pesisir.
Upayanya berhasil. Berkat kesabaran dan semangat tak pernah padam, orang-orang yang awalnya menentang penanaman mangrove berubah sikap. Mereka setuju ada penanaman mangrove di pesisir pantai.
Baca Juga: Cegah Abrasi di Kepulauan Seribu, Masyarakat Diimbau Perbanyak Tanam Bibit Mangrove
"Saat ini sekelompok orang yang dulu menyerang dan menolak untuk mengembangkan mangrove justru masuk dalam kelompok KTH Mutiara hijau 1," ujar Syamsudin yang merupakan Ketua Kelompok KTH Mutiara Hijau 1 ini.
Sekarang tambak yang tadinya terkena abrasi dan tidak terurus kembali dimanfaatkan warga bersamaan dengan penghijauan mangrove.
Merintis Penanaman Mangrove Sejak 2005
Syamsudin mulai merintis menanam mangrove di bibir pantai Desa Mulyosari, Kecamatan Pasirsakti, Lampung Timur, pada tahun 2005. Sebelum tahun 2005, Syamsudin merantau ke Palembang, Sumatera Selatan. Di sana ia bekerja sebagai nelayan.
Namun daerah tempat ia mencari nafkah dilanda abrasi besar-besaran. Hal ini membuat Syamsudin pulang kembali ke Lampung Timur pada tahun 2005.
Baca Juga: Jelang KTT G-20 di Bali, Dubes Inggris Dan Timor Leste Datangi Hutan Mangrove Ngurah Rai
Tiba di Desa Muliyosari, Syamsudin merasa prihatin melihat kondisi pantai yang gersang dan hanya ditumbuhi tanaman liat yang tidak terurus.
Berita Terkait
-
Yamaha Tanam Ratusan Ribu Mangrove di Bone
-
Hutan Mangrove Lestari, Ekonomi Masyarakat Adat Kaltim Kuat Berkat Beasiswa Kemitraan Baznas
-
Serap 8 Ton Karbon/Tahun, PTPP Tanam 1.000 Mangrove di Semarang
-
Penanaman 1000 Mangrove di Sultra demi Kurangi Emisi Karbon
-
Pramono-Rano Mau Bikin Giant Mangrove Wall, Bakal Pekerjakan Nelayan Teluk Jakarta
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Pembayaran Listrik Rumah dan Kantor Melonjak? Ini Daftar Tarif Listrik Terbaru Tahun 2025
-
AS Soroti Mangga Dua Jadi Lokasi Sarang Barang Bajakan, Mendag: Nanti Kita Cek!
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
Terkini
-
Ribuan Warga Lampung Bersatu untuk Palestina: Babang Tamvan Serukan Boikot Produk Israel
-
Truk Pengangkut Rongsokan Hantam Pelabuhan Bakauheni: Diduga Rem Blong
-
Cuaca Buruk di Bandara Radin Inten II, Lion Air Mendarat di Palembang
-
Konflik Satwa-Manusia di Lampung Mengerikan: 9 Nyawa Melayang
-
Kades Ditandu 12 Km Demi Berobat: Realita Pesisir Barat Usai Lepas Status Daerah Tertinggal