SuaraLampung.id - Keberhasilan Pasukan Belanda memasuki wilayah Metro pada awal tahun 1949 berdampak pada ketidakstabilitas pemerintahan di Metro, Lampung.
Pemerintahan di Metro saat itu baik dari unsur militer maupun sipil serta beberapa organisasi melakukan konsolidasi guna menyusun rencana guna menghadapi Belanda.
Melalui sebuah rapat diputuskan bahwa jika pemerintahan tidak dapat lagi dipertahankan maka akan diambil langkah cepat membentuk pemerintahan darurat di luar Metro.
Apa yang dihasilkan dalam rapat tanggal 1 Januari 1949 itu ternyata menjadi kenyataan. Metro tidak bisa dipertahankan.
Pimpinan sipil maupun militer memutuskan keluar dari Metro mencari tempat persembunyian sekaligus tempat menyusun rencana menghadapi Belanda.
Pemerintahan darurat diputuskan berada di Desa Rejoagung yang jaraknya kurang lebih 3 km di sebelah timur Metro agar para pejuang masih bisa memantau perkembangan keadaan di Metro.
Selain Desa Rejoagung, pada masa pemerintahan darurat terdapat desa-desa lain di sekitarnya yang digunakan untuk markas tentara. Seperti Bedeng 44, yang memang letaknya tidak jauh dari Rejoagung Bedeng 49.
Pada masa itu penduduk merasakan bahwa perjuangan TNI begitu berat, maka warga desa berusaha memberikan bantuan kepada TNI dan pemerintah agar dapat terus berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Wujud dari partisipasi masyarakat tersebut diantaranya adalah memberikan bantuan makanan baik dalam bentuk bahan makanan maupun makanan siap santap.
Baca Juga: Tragis, PMI asal Lampung Timur Tewas di Hotel saat Jalani Karantina COVID-19 di Taiwan
Penduduk desa juga ikut mendirikan dapur umum bagi TNI. Adapula yang meminjamkan rumahnya sebagai tempat tinggal untuk markas pasukan TNI sementara para pemuda membantu pasukan TNI dengan berperan sebagai laskar rakyat.
Susunan pemerintahan darurat di Rejoagung sebagaimana dalam hasil rapat di tanggal 7 Januari 1949 sendiri adalah sebagai berikut:
1. Bupati perang: Idris Reksoatmodjo
2. Penghubung dengan Pemerintahan Darurat Lampung di Sukoharjo, Pringsewu : Arifin Samil
3. Penghubung dengan seluruh camat di kawedanan Metro: Suroto
4. Kepala Penerangan dan Agitasi Propaganda: R. Soekarso
5. Persediaan makanan dan perlengkapan: Surowinoto
6. Ketua pertahanan daerah dan pemimpin laskar: R. Soedarsono
7. Seluruh camat dalam kawedanaan Metro menjadi camat perang.
Pemerintahan darurat di Rejoagung tidak bertahan lama akibat adanya serangan pasukan Belanda. Guna mempertahankan pemerintahan diputuskan untuk memindahkan pemerintahan ke daerah lain.
Di awal bulan Mei 1949 TNI dan pemerintah memutuskan untuk mundur ke kawedanaan Gunung Sugih dan kawedanaan Sukadana.
Apa yang telah terjadi di Rejoagung telah menunjukan semangat nasionalisme bangsa Indonesia dalam mempertahankan proklamasi kemerdekaan. Nilai kebangsaan dengan saling bergotong- royong dilakukan oleh pemerintah, TNI, laskar dan masyarakat.
Semangat inilah yang layak diteladani rakyat Indonesia saat ini. guna membangun negara. Saat kondisi memprihatinkan kita dapat bersatu mempertahankan kemerdekaan maka hari ini disaat kondisi negara tidak lagi perang semangat persatuan seharusnya juga lebih kuat.
Dua hal yang dilakukan oleh pemerintah Desa Rejoagung guna mengingat perjuangan sekaligus menjadi wahana pembelajaran bagi masyarakat adalah membangun sebuah monumen atau tugu yang disebut Tugu Pos Komando Tentara Revolusi Tahun 1948-1949 serta merintis pembangunan Museum Desa Rejoagung.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Kabar Baik buat Lintas Generasi, Yuk NontonKonser Babyface dengan Diskon 25% dari BRImo
-
Buron Berbulan-bulan, Pelaku Penganiayaan Sadis di Wonosobo Akhirnya Diciduk Polisi
-
Pemprov Lampung Ngebut Benahi Jembatan: 6 Sudah Rampung, Sisanya Kapan?
-
Pinjaman Fiktif di Bandar Lampung: Ratusan Warga Tertipu, Kerugiannya Fantastis
-
Masuk Top 50 Emiten, BRI Diakui atas Kapitalisasi Pasar dan Tata Kelola Baik