SuaraLampung.id - Sembilan orang tersambar petir di peladangan di Desa Braja Asri, Kecamatan Way Jepara, Lampung Timur, Sabtu (23/10/2021) pagi.
Dari sembilan orang yang tersambar petir di Way Jepara, Lampung Timur, dua diantaranya tewas. Sementara tujuh orang lainnya mengalami luka bakar.
Dua korban tewas akibat sambaran petir di Way Jepara, Lampung Timur, ialah Suhadi, dan Maksum. Mereka warga Desa Braja Asri.
Jasad Suhadi terbujur kaku di ruang tamu rumahnya, sekujur tubuhnya berselimut kain bermotif batik dengan corak warna cokelat, hitam.
Baca Juga: Waspada Hujan Disertai Petir Terjadi di Bogor dan Depok
Jasadnya tergeletak di atas meja sepanjang 2 meter. Dua tangannya saling bertumpu selayaknya orang salat. Pria 45 tahun tersebut meninggal setelah tubuhnya tersambar petir, Sabtu, (23/10/2021) pagi.
"Ya tadi anak saya dengan kawan kawannya pamitan mau nyambut singkong, kok jam 10 dapat kabar anakku di samber petir," ucap Satimin dengan mata berkaca.
Pria sepuh 70 tahun itu, masih tampak duduk termenung di depan pintu tepat di sebelah kanan jenazah putranya. Raut wajah Satimin tampak pilu sesekali matanya memandang penuh kasih pada sebujur tubuh putra pertamanya.
"Hadi itu anak saya, Hadi sudah punya anak dua istrinya ada di dalam nangis terus, seperti gak percaya dengan peristiwa ini," ungkap dia.
Dari rumah Suhadi, yang hanya berjarak 200 meter menuju ke arah timur, tampak sebuah rumah berbata merah dipenuhi pelayat. Rumah tersebut merupakan kediaman Maksum yang juga korban sambaran petir. Beberapa pengurus jenazah desa (Modin) sibuk mengalami jenazah pria 37 bernama Maksum.
Baca Juga: Anggota TNI Meninggal Dunia Disambar Petir di Kabupaten Gowa
Tepat di depan, rumah Maksum, yakni rumah Julianto korban sambaran petir yang selamat. Julianto menuturkan, sebelum peristiwa petir menyambar pohon akasia, 9 orang sedang istirahat di dalam gubuk karena kondisi awan cukup gelap.
"Pas istirahat petir bersahutan selama tiga kali, dan yang terakhir menyambar pohon akasia yang bergandengan dengan gubuk tempat kami berteduh," kata Julianto.
Sejurus kemudian yang ada dalam gubuk terkapar bersamaan sambaran petir yang ketiga kalinya. Dari sembilan orang yang berteduh dua meninggal, yakni Suhadi dan Maksum. Sementara tujuh lain nya mengalami luka bakar dan sebagian tidak sadarkan diri.
"Pas petir nyambar api seperti berada di pohon akasia, kulit batang pohon akasia semburat karena Sambaran petir," ungkap Julianto yang mengalami luka bakar pada kedua bahunya.
Pria berambut ikal itu mengatakan, dirinya bersama enam kawannya sedang mencabut singkong dengan upah Rp 150 ribu per satu ton. Upah belum dinikmati musibah menghantam dirinya beserta enam rekannya.
"Yang ada dalam gubuk 10 orang. Tujuh orang buruh cabut singkong, tiga orang sedang aktivitas di ladang miliknya," kata Julianto.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
Pilihan
-
Daftar 7 Sepatu Running Lokal Terbaik: Tingkatkan Performa, Nyaman dengan Desain Stylish
-
Aura Farming Anak Coki Viral, Pacu Jalur Kuansing Diklaim Berasal dari Malaysia
-
Breaking News! Markas Persija Jakarta Umumkan Kehadiran Jordi Amat
-
Investor Ditagih Rp1,8 Miliar, Ajaib Sekuritas Ajak 'Damai' Tapi Ditolak
-
BLT Rp600 Ribu 'Kentang', Ekonomi Sulit Terbang
Terkini
-
El-Bhara Bikin Paul Munster Merinding! Antusiasme Suporter Jadi Modal Bhayangkara FC di Liga 1
-
Stadion Sumpah Pemuda Bikin Pelatih Bhayangkara FC Kagum
-
Lampung Prioritaskan Budaya Topeng di Balik Festival Krakatau 2025
-
Resmi! Bhayangkara FC Boyong Striker "Super Cepat" Eropa & Bintang Muda Timnas U-23
-
Buaya 4,5 Meter Penerkam Warga Tanggamus Berhasil Dijerat