SuaraLampung.id - Kapan persisnya kehadiran agama Kristen di Lampung hingga kini belum diketahui. Ini karena belum ditemukan sumber resmi yang menyebutkan kapan agama Kristen ada di Lampung.
Namun pada 1918 tercatat beberapa orang Indo-Eropa yang tergabung dalam IEV (Indo Europeesche Verbond) melakukan kolonisasi ke wilayah Gisting. Para pemukim IEV ini sebagian besarnya adalah penganut Katolik (Steenbrink, 2007:352-354).
Hanya saja kemudian tidak ditemukan sumber yang mencatat apakah mereka melakukan kegiatan keagamaan di sana dan apakah ada otoritas gereja yang memberikan pelayanan keagamaan atau peribadahan kepada mereka.
Sejauh data yang tersedia, Gereja Advent yang saat itu secara resmi bernama Advent Zendingsgenootschaap menjadi zending pertama yang melakukan kegiatan penyebaran agama Kristen di Lampung.
Sebuah artikel dalam Warta Geredja edisi Juni 1959, majalah resmi Gereja Advent menyebutkan seorang misionaris bernama George A. Wood tiba di Lampung pada 1924 dan melakukan kegiatan pengabaran Injil di sana.
Ia diutus oleh kantor pusat Gereja Advent Hindia Belanda yang saat itu berada di Bandung. Sesampainya di Lampung, ia melakukan kegiatan penyebaran Injil di beberapa kawasan perkebunan yang saat itu banyak terdapat di sekitaran Tanjung Karang dan Teluk Betung.
Selain sebagai seorang misionaris, Wood juga menjual buku-buku dan literatur yang berkaitan dengan ajaran Gereja Advent. Saat itu peran penjual buku atau yang disebut sebagai colporteur sangat sentral bagi perkembangan Gereja Advent di Hindia Belanda (Tambunan, 1999:530).
Hingga kemudian orang pertama yang ia temui adalah seorang pekerja rantau asal Timor bernama J.J. Merukh. Ia adalah seorang annemer (pemborong) dalam proyek pembangunan jalan Teluk Betung-Kota Agung.
Merukh akhirnya secara resmi dibaptis menjadi anggota Gereja Advent. Pertemuan dengan Merukh ini juga membuat Gereja Advent mulai mendapatkan anggota-anggota baru dari para perantau asal Timor.
Baca Juga: Kasus Kematian Akibat Covid-19 di Lampung Tambah 24 Jiwa
Mulai muncul beberapa perkumpulan Gereja Advent seperti di Way Hui, Tambang Besi, Bernung, Tanjung Karang, Gunung Meraksa, Gisting, Pulau Kelagian, Way Galih, Triplek, Sebalang, Toela Toembak, dan Kalianda (Warta Geredja, 1927:6).
Keberadaan para pemukim dalam wilayah kolonisasi kemudian menjadi tujuan baru bagi para penyebar Injil dari Gereja Advent.
Seorang misionaris bernama Jorris Toenna kemudian ditugaskan untuk menyebarkan Injil di kalangan para kolonis asal Jawa yang ketika itu jumlahnya sudah mencapai kurang lebih 25 ribu jiwa.
Ia bergerak bersama seorang misionaris lain bernama B.C. Dompas yang sebelum ditugaskan di Lampung telah cukup berpengalaman melakukan kegiatan penyebaran Injil di Madiun, Jawa Timur.
Di area kolonisasi Pringsewu dan Wonosobo dalam beberapa tahun sejak kedatangan Toenna pada 1926 telah muncul perkumpulan-perkumpulan Gereja Advent di Wonokario, Gumukmas, Gumukrajin, Gunung Meraksa, dan Gadingrejo (Warta Geredja, 1929:4).
Meski menjadi zending pertama yang melakukan kegiatan penyebaran Injil di Lampung, namun hingga akhir periode berkuasanya pemerintah kolonial Hindia Belanda pada 1942, keberadaan Gereja Advent di Lampung dapat disebut tidak berkembang secara signifikan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link Video Syur Andini Permata Bareng Bocil Masih Diburu, Benarkah Adik Kandung?
- Pemain Keturunan Rp260,7 Miliar Bawa Kabar Baik Setelah Mauro Zijlstra Proses Naturalisasi
- 41 Kode Redeem FF Terbaru 10 Juli: Ada Skin MP40, Diamond, dan Bundle Keren
- Eks Petinggi AFF Ramal Timnas Indonesia: Suatu Hari Tidak Ada Pemain Keturunan yang Mau Datang
- 4 Rekomendasi Sepatu Running Adidas Rp500 Ribuan, Favorit Pelari Pemula
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Prediksi Oxford United vs Port FC: Adu Performa Ciamik di Final Ideal Piala Presiden 2025
-
Ole Romeny Kena Tekel Paling Horor Sepanjang Kariernya, Pelatih Oxford United: Terlambat...
-
Amran Sebut Produsen Beras Oplosan Buat Daya Beli Masyarakat Lemah
-
Mentan Bongkar Borok Produsen Beras Oplosan! Wilmar, Food Station, Japfa Hingga Alfamidi Terseret?
Terkini
-
5 Sepatu Lari New Balance dengan Harga Terjangkau, Kualitasnya Juara
-
Residivis Sesumbar tak Bisa Ditangkap Polisi karena Punya Ilmu Belut Putih, Fakta Berkata Lain
-
Lampung Genjot Pariwisata Desa: 20 Juta Wisatawan Jadi Target
-
Gunung Anak Krakatau Kini Bisa Dikunjungi Sepanjang Tahun! Siap Berpetualang?
-
BRI Dorong UMKM Tanaman Hias Naik Kelas Lewat Klasterkuhidupku