SuaraLampung.id - Prajurit TNI AU berhasil mengevakuasi 26 WNI dan tujuh warga negara asing dari Afghanistan.
Tidak mudah bagi para prajurit TNI AU mengevakuasi WNI dan WNA di Afghanistan.
Ada sejumlah tantangan dihadapi oleh penerbang dan awak pesawat TNI Angkatan Udara saat menjalani operasi evakuasi warga negara Indonesia di Kabul, Afghanistan.
Penerbang pesawat Mayor Pnb Mulyo Hadi mengatakan, tantangan itu di antaranya kerumunan massa yang terus bertambah di Bandara Hamid Karzai, Kabul, dan bandara di Islamabad, Pakistan.
Baca Juga: Demi Kabur dari Afghanistan, Diva Ini Tumpangi Jet Kargo AS
Tantangan lain yang dihadapi fungsi pengaturan dan navigasi yang tidak beroperasi maksimal di Bandara Hamid Karzai setelah Taliban mengambil alih pemerintahan di Afghanistan.
“Hambatan yang dihadapi terutama adalah data-data terkini dari landasan Bandara Hamid Karzai International, serta kondisi sekitar landasan yang tidak menentu. Eskalasi kerumunan massa terjadi ketika awak pesawat sampai di Islamabad sehingga keputusan dari Kementerian Luar Negeri RI menunda penjemputan selama 1-2 hari,” ujar Mayor Pnb Mulyo sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis Dinas Penerangan TNI AU.
Namun, awak pesawat akhirnya mendapatkan data-data lengkap kondisi Bandara Hamid Karzai dan tim memutuskan terbang ke Kabul pada Jumat (20/8/2021).
Keputusan itu dibuat setelah pesawat mendapatkan izin pendaratan dari otoritas di Kabul, Jumat.
Penerbangan dilakukan pada dini hari sekitar pukul 04.33 waktu setempat dari Islamabad. Harapannya, kondisi bandara sepi sehingga evakuasi berjalan kondusif, kata Mulyo Hadi.
Baca Juga: Evakuasi WNI di Afganistan Tak Mudah, Ini Cerita Pesawat TNI AU Berhasil Mendarat di Kabul
Namun, penerbang dan awak pesawat menghadapi tantangan lain setibanya di Bandara Hamid Karzai.
Bandara itu berada di wilayah yang dikelilingi oleh pegunungan dan banyak fasilitas navigasi serta kontrol dari bandara yang tidak berfungsi.
“Saat pelaksanaan evakuasi, medannya dikelilingi pegunungan dengan ketinggian landasan pacu 5.877 kaki di atas permukaan laut, ditambah fasilitas bantuan navigasi bandara (ILS, VOR), night facilities, dan air traffic service yang tidak berfungsi maksimal, mengakibatkan awak pesawat menghadapi tantangan berat saat mendekati Bandara Hamid Karzai,” kata Mayor Pnb Mulyo Hadi.
Ia menambahkan landasan pacu di Bandara Hamid Karzai cenderung gelap karena pendaratan berlangsung pada dini hari saat matahari belum terbit dan lampu di landasan pacu tidak seluruhnya menyala.
“Landing (pendaratan) di Kabul jadi tantangan paling utama bagi seluruh awak pesawat A-7305,” ujar dia.
Usai mendarat, tim evakuasi segera menjemput 26 WNI dan tujuh warga negara asing untuk masuk pesawat.
Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sebagai pemegang otoritas sementara bandara di Kabul memberikan waktu yang terbatas untuk evakuasi.
Tim evakuasi semula menjadwalkan evakuasi berjalan selama 30 menit, tetapi prosesnya akhirnya berlangsung selama dua jam.
Mulyo menyampaikan saat evakuasi tidak semua barang bawaan WNI dapat diangkut dalam pesawat.
“Demi keselamatan bersama, kami membatasi barang bawaan hanya koper jinjing saja sehingga kami memohon maaf kepada WNI dan WNA karena tidak semua kopernya bisa masuk dalam pesawat,” kata dia kepada para WNI dan WNA yang dievakuasi.
Pesawat TNI AU Boeing 737 seri 400 Skadron Udara 17 berangkat dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada 18 Agustus 2021.
Perjalanan dari Jakarta ke Kabul menempuh waktu hampir 72 jam mengingat rute panjang dan adanya pemberhentian di Islamabad.
Setidaknya ada 10 anggota Skadron Udara 17 TNI AU yang bertugas menjadi awak pesawat ditambah dua penerbang. Di samping Mayor Pnb Mulyo Aji, penerbang lainnya adalah Letkol Pnb Ludwig Bayu.
Kemudian ada enam anggota dari Satbravo-90 Paskhas TNI AU yang juga terlibat dalam evakuasi WNI di Kabul.
Tim evakuasi secara keseluruhan terdiri atas prajurit TNI, anggota Badan Intelijen Negara, dan Kementerian Luar Negeri RI.
Mayor Pnb Mulyo Hadi, yang mewakili satuannya, menyampaikan rasa bangga karena Skadron Udara 17 dipercaya mengemban tugas negara mengevakuasi dan menyelamatkan WNI di tengah situasi Afghanistan yang memanas. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Donald Trump Tunjuk Mike Waltz Jadi Penasihat Keamanan Nasional
-
Akankah Taliban Didengar? Delegasi Afghanistan di COP29 Tanpa Pengakuan PBB
-
Mulai Lawatan Perdana, Prabowo Mohon Doa Restu Jelang Lepas Landas
-
Najwa Shihab dapat Komentar Pedas, Netizen Sarankan Balas Ala Fufufafa
-
Buntut Sebut Jokowi Nebeng Pesawat TNI AU, Najwa Shihab dapat Kritik Keras hingga Pembakaran Buku
Terpopuler
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- Gibran Tinjau Makan Gratis di SMAN 70, Dokter Tifa Sebut Salah Sasaran : Itu Anak Orang Elit
- Tersandung Skandal Wanita Simpanan Vanessa Nabila, Ahmad Luthfi Kenang Wasiat Mendiang Istri
- Dibongkar Ahmad Sahroni, Ini Deretan 'Dosa' Ivan Sugianto sampai Rekening Diblokir PPATK
- Deddy Corbuzier Ngakak Dengar Kronologi Farhat Abbas Didatangi Densu: Om Deddy Lagi Butuh Hiburan
Pilihan
-
Perbandingan Giovanni Van Bronckhorst vs Shin Tae-yong, Adu Pantas Jadi Pelatih Timnas Indonesia
-
Patut Dicontoh! Ini Respon Eliano Reijnders Usai Kembali Terdepak dari Timnas Indonesia
-
Ada Korban Jiwa dari Konflik Tambang di Paser, JATAM Kaltim: Merusak Kehidupan!
-
Pemerintah Nekat Naikkan Pajak saat Gelombang PHK Masih Menggila
-
Dugaan Pelanggaran Pemilu, Bawaslu Pantau Interaksi Basri Rase dengan ASN
Terkini
-
Kapolres Pringsewu Perangi Wartawan Gadungan Pemeras Pejabat: Keluar dari Wilayah Saya!
-
Mirza-Jihan Unggul Telak atas Arinal-Sutono di Survei Pilgub Lampung 2024
-
Tak Mau Dinikahi Pacar di Jepang, Wanita di Metro Pilih Lakukan Aborsi
-
Endorse Judi Online, Pedagang Martabak di Lampung Selatan Raup Rp5 Juta
-
Lawan Inflasi! Pemprov Lampung Buka Toko Operasi Pasar di Natar