Talang Ari itu pertama kali dibangun pada tahun 1928 ketika masa program kolonisasi pemerintah Hindia Belanda. Fungsi dari Talang Air ini adalah menghubungkan aliran air dari irigasi Way Tebu ke lokasi lahan pertanian yang ada di wilayah Pringsewu.
Disamping sebagai aliran air, pada perkembangannya saat ini, Talang Air tersebut dimanfaatkan sebagai jembatan dan objek wisata sejarah oleh Kelompok Sadar Wisata Desa Pajaresuk.
Bangunan Talang Air peninggalan masa kolonialisme Hindia Belanda yang masih dapat kita jumpai saat ini bukan hanya terdapat di Desa Fajaresuk.
Talang Air juga tersebar di beberapa desa, sambung menyambung menembus lokasi perbukitan hingga terhubung ke sumber air dari sistem irigasi Way Tebu yakni Way Tebu III di desa Gumuk Mas, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu.
Baca Juga: Bendungan Way Sekampung Resmi Beroperasi, Bupati Pringsewu Lakukan Pengisian Awal
Terdapat lima buah Talang, Talang Pertama di Desa Ganjaran, Talang Dua di Desa Bumi Ayu, Talang Tiga di Desa Pajaresok, Talang Empat dan lima di Desa Bumi Arum.
Menurut Rudi Rianto, juru kunci Bendungan Gubuk Mas Way Tebu III, bendungan Way Tebu III memasok air ke saluran irigasi teknis yang mengairi ribuan hektar sawah di Kecamatan Pagelaran dan Pringsewu, termasuk di dalamnya ke wilayah Desa Podorejo, Bumiarum, Bumi Ayu, Pajaresuk dan Sidoarjo.
Guna menghubungkan saluran irigasi yang melintasi perbukitan, dibangunlah talang yang menyerupai jembatan (talang air) oleh pemerintah kolonial Belanda yang berjumlah lima buah talang dan tersebar di beberapa lokasi.
Talang air itu diberi nama sesuai dengan dengan tempat talang air berada seperti talang Ganjaran di Kecamatan Ganjaran, Talang Pajaresuk di daerah Pajaresuk, Talang Bumiarum di Desa Bumiarum dan juga Talang Bumi Ayu di Desa Bumi Ayu.
Talang Air yang dibangun era kolonisasi Belanda ini posisinya membentang dari bukit satu ke bukit lainnya, melintasi lembah atau rawa dengan ketinggian sekitar 25 meter dengan panjang bervariasi mulai dari 50 hingga 200 meter.
Baca Juga: ASN di Banten Meninggal Tertimpa Talang Air Saat Naik Motor
Talang Air yang diperkirakan usianya sudah mencapai 93 tahun itu terbuat dari besi (pelat baja) dan berbentuk silinder dengan ditopang oleh tiang-tiang pancang yang menempel ke pondasi cor batu belah sepanjang bentangannya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Robby Abbas Pernah Jual Artis Terkenal Senilai Rp400 Juta, Inisial TB dan Tinggal di Bali
- Profil Ditho Sitompul Anak Hotma Sitompul: Pendidikan, Karier, dan Keluarga
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- Ini Alasan Hotma Sitompul Dimakamkan dengan Upacara Militer
Pilihan
-
Liga Inggris: Kalahkan Ipswich Town, Arsenal Selamatkan MU dari Degradasi
-
Djenahro Nunumete Pemain Keturunan Indonesia Mirip Lionel Messi: Lincah Berkaki Kidal
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Layar AMOLED Terbaik April 2025
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V50 Lite 4G vs vivo V50 Lite 5G, Serupa Tapi Tak Sama!
-
PT LIB Wajib Tahu! Tangan Dingin Eks Barcelona Bangkitkan Liga Kamboja
Terkini
-
Ribuan Warga Lampung Bersatu untuk Palestina: Babang Tamvan Serukan Boikot Produk Israel
-
Truk Pengangkut Rongsokan Hantam Pelabuhan Bakauheni: Diduga Rem Blong
-
Cuaca Buruk di Bandara Radin Inten II, Lion Air Mendarat di Palembang
-
Konflik Satwa-Manusia di Lampung Mengerikan: 9 Nyawa Melayang
-
Kades Ditandu 12 Km Demi Berobat: Realita Pesisir Barat Usai Lepas Status Daerah Tertinggal