Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Sabtu, 24 Juli 2021 | 07:20 WIB
Ilustrasi Cak Nun. Cak Nun pernah disantet 41 orang. [YouTube/Caknun.com].

Divonis Umur Tinggal 3 Bulan

Akhirnya Cak Nun menghubungi temannya seorang dokter lulusan UGM Eddy Supriyadi. 

Eddy menceritakan kisahnya mengenai penyakit Cak Nun di Acara Syawalan Keluarga Besar Fakultas Kedokteran UGM tahun 2017. 

Eddy mendapat telepon dari Cak Nun. Cak Nun meminta Eddy datang ke Gedung Hartono di lantai 3. Eddy menyambangi kawannya itu. 

Baca Juga: Cak Nun Bongkar Pihak yang Sengaja Tunggangi Covid-19 Buat Cari Untung

Awalnya Eddy yang sudah memutari gedung itu tidak juga menemukan lokasi Cak Nun berada. Hingga akhirnya di putaran ketiga, ia melihat Novia Kolopaking. 

"Saya lihat Cak Nun dalam kondisi sangat kurus. Tangannya gemetar," cerita Eddy. 

Melihat kondisi Cak Nun seperti itu, Eddy merasa ada yang tidak benar. Awalnya Eddy mengira ada sesuatu pada kelenjar tiroid Cak Nun. 

Namun untuk lebih pastinya, Eddy menyarankan Cak Nun datang ke ahlinya yaitu Prof Asdi. Oleh Prof Asdi, Cak Nun diperiksa. Hasilnya sangat mengejutkan. 

Prof Asdi sampai tak percaya dengan hasil lab tersebut. Untuk lebih yakin, Prof Asdi mengulang kembali mengecek lab Cak Nun. Hasilnya tetap sama. 

Baca Juga: Cak Nun Ungkap Kamar Mewah Tommy Soeharto di LP Cipinang, Sampai Dikawal Bodyguard

Akhirnya Eddy memutuskan melakukan radionuklir. Dokter Eddy men scan tiroid Cak Nun.

"Hasilnya ini sangat toxic. Ini umurnya kira-kira tiga bulan lagi," ujar Eddy. 

Pada suatu malam, Cak Nun buang air besar. Tinjanya saat itu berwarna hitam pekat dan sangat kental. Seorang sahabat Cak Nun bernama Pakde inisiatif mengambil sampel tinja Cak Nun. 

Tinja dimasukkan ke dalam kantong film. Malam harinya tiba-tiba saja kantong berisi tinja Cak Nun meledak. Hal ini menurut Eddy sangatlah aneh. Akhirnya sisa tinja itu dianalisis di lab. 

"(Tinja) mengandung sebuah logam yang hanya bisa meleleh dengan suhu di atas 1500 derajat celcius. Berarti ada sesuatu di diri Cak Nun. Ada logam. Ada toxic," beber Eddy.

Mengetahui hal itu, Prof Asdi sampai tidak percaya. "Kalo seperti ini sampeyan sudah mati Cak," ujar Eddy menirukan komentar Prof Asdi ketika itu.  

Load More