SuaraLampung.id - Stigma warga Lampung Timur adalah pelaku begal menimpa pemuda bernama Wawan Kurniawan. Gara-gara berasal dari Lampung Timur, Wawan pernah lima kali ditolak bekerja di Bandar Lampung.
Wawan Kurniawan adalah warga asli Desa Negeri Agung, Kecamatan Gunung Pelindung, Lampung Timur. Setamat sekolah menengah atas (SMA) di tahun 2014, Wawan merantau ke Bandar Lampung.
Di ibukota Provinsi Lampung ini, Wawan melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi di Universitas Teknokrat Indonesia (UTI).
Sebagai perantau, Wawan juga mencoba mencari penghasilan dengan melamar bekerja di beberapa tempat usaha fotokopi di Bandar Lampung.
Namun pemilik tempat usaha menolak Wawan setelah tahu Wawan berasal dari Lampung Timur. Para pemilik usaha itu curiga Wawan adalah pelaku begal.
"Setiap cerita asal Lampung timur, selalu ditolak dengan berbagai alasan. Sempet diterima di salah satu tempat fotocopy, tapi saya bohong bilang dari Palapa Bandarlampung. Cuma pas diminta KTP, hampir ditolak lagi. Alhamdulillah, pemiliknya masih izinin saya kerja," ujarnya kepada Suaralampung.id.
Menurutnya stigma begal tidak bisa disama ratakan ke semua masyarakat Lampung Timur. Sebab, masih banyak orang yang punya kompetensi untuk bekerja.
Berdasarkan pengalaman penolakan itu, pemilik gelar S1 Sistem Informasi ini memutuskan untuk membuka usaha sendiri. Bisnis pertamanya adalah usaha bakso bakar.
Namun karena saat itu Wawan belum tahu cara mengembangkannya, bisnis itu pun tutup. Lalu terpikir di benak Wawan untuk menjual minuman kelapa muda.
Baca Juga: Mobil Pikap Angkut 15 Wisatawan asal Lampung Timur Terguling, 3 Tewas
Keinginannya menjual minuman kelapa muda karena di tempat asalnya di Lampung Timur banyak pohon kelapa. Hal ini tentu memudahkan Wawan dalam mencari bahan untuk minuman kelapa muda.
Ia pun membuka usaha menjual minuman kelapa muda dengan berbagai varian rasa. Usaha itu ia namakan Telemung.
"Telemung itu bahasa daerah Lampung Timur, yang punya arti kelapa muda. Ini juga cara aku buat ngangkat nama Lampung Timur. Meskipun cuma satu kata, Telemung," tuturnya.
Dulunya ia menjual Telemung hanya membuka pesanan dari media sosial. Kemudian, Wawan melihat peluang usaha es kelapa muda ini selama satu bulan.
Pada November tahun lalu, ia mulai membuka outlet Telemung Pertama di jalan ZA Pagar Alam. Wawan merekrut tiga orang pemuda Lampung Timur sebagai karyawannya. Omzet Telemung mencapai Rp1,8 juta sampai Rp2 juta perhari.
"Di bulan pertama omzet belum bagus, karena memang belum dikenal. Aku belum puas sampai situ, kita bakal nambah lagi 6 outlet di Bandar Lampung," katanya.
Telemung memiliki 10 varian rasa. Varian Durian Coco menjadi minuman favorit di Telemung. Harga satu gelas minuman kelapa muda dijual mulai dari harga 5 ribu sampai 18 ribu rupiah.
Kontributor: Mitha Setiani Asih
Berita Terkait
Terpopuler
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Jay Idzes Masih Cadangan, Eliano Reijnders Sudah Gacor
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Agustus: Ada 10.000 Gems dan Pemain 108-111 Gratis
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- 55 Kode Redeem FF Max Terbaru 17 Agustus: Klaim Skin Itachi, Diamond, dan Item 17-an
Pilihan
-
Pemain Keturunan Liga Inggris Bahas Timnas Indonesia, Ngaku Punya Sahabat di Skuad Garuda
-
Phwa Sian Liong yang Bikin Soviet Mati Gaya: Hilang di Google, Tak Sempat FYP Tiktok
-
5 Rekomendasi HP Memori 512 GB Harga di Bawah Rp 5 Juta, Pilihan Terbaik Agustus 2025
-
Carut Marut Penyelenggaraan Haji RI Mulai Kuota Hingga Transparansi Dana
-
Berani Banget! Alex Pastoor Bikin Heboh Publik Belanda Gegara Ucapannya
Terkini
-
Raih 3 Penghargaan Internasional Euromoney 2025, BRI Catat Rekor Baru
-
APBD Perubahan Lampung 2025 Disahkan: Rp160 Miliar dari Makan Gratis hingga Jalan Mulus
-
Makam Tentara Belanda di Pulau Sebuku Besar Lampung Selatan Akan Dipindahkan
-
Lampung Siapkan 40 Hektare di Kota Baru untuk Kodam Radin Inten
-
Tunggakan PBB Bikin Pusing? Pemkot Bandar Lampung Tawarkan Keringanan