Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Senin, 24 Mei 2021 | 09:43 WIB
Outlet Telemung milik Wawan, pemuda asal Lampung Timur. [Suaralampung.id/Mitha Setiani Asih]

SuaraLampung.id - Stigma warga Lampung Timur adalah pelaku begal menimpa pemuda bernama Wawan Kurniawan. Gara-gara berasal dari Lampung Timur, Wawan pernah lima kali ditolak bekerja di Bandar Lampung. 

Wawan Kurniawan adalah warga asli Desa Negeri Agung, Kecamatan Gunung Pelindung, Lampung Timur. Setamat sekolah menengah atas (SMA) di tahun 2014, Wawan merantau ke Bandar Lampung. 

Di ibukota Provinsi Lampung ini, Wawan melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi di Universitas Teknokrat Indonesia (UTI). 

Sebagai perantau, Wawan juga mencoba mencari penghasilan dengan melamar bekerja di beberapa tempat usaha fotokopi di Bandar Lampung. 

Baca Juga: Mobil Pikap Angkut 15 Wisatawan asal Lampung Timur Terguling, 3 Tewas

Namun pemilik tempat usaha menolak Wawan setelah tahu Wawan berasal dari Lampung Timur. Para pemilik usaha itu curiga Wawan adalah pelaku begal. 

"Setiap cerita asal Lampung timur, selalu ditolak dengan berbagai alasan. Sempet diterima di salah satu tempat fotocopy, tapi saya bohong bilang dari Palapa Bandarlampung. Cuma pas diminta KTP, hampir ditolak lagi. Alhamdulillah, pemiliknya masih izinin saya kerja," ujarnya kepada Suaralampung.id.

Wawan ditolak kerja karena dari Lampung Timur. [ISTIMEWA]

Menurutnya stigma begal tidak bisa disama ratakan ke semua masyarakat Lampung Timur. Sebab, masih banyak orang yang punya kompetensi untuk bekerja.

Berdasarkan pengalaman penolakan itu, pemilik gelar S1 Sistem Informasi ini memutuskan untuk membuka usaha sendiri. Bisnis pertamanya adalah usaha bakso bakar.

Namun karena saat itu Wawan belum tahu cara mengembangkannya, bisnis itu pun tutup. Lalu terpikir di benak Wawan untuk menjual minuman kelapa muda.

Baca Juga: Tegas! Polda Lampung Perintahkan Anggotanya Tak Beri Ruang Pelaku Begal

Keinginannya menjual minuman kelapa muda karena di tempat asalnya di Lampung Timur banyak pohon kelapa. Hal ini tentu memudahkan Wawan dalam mencari bahan untuk minuman kelapa muda. 

Ia pun membuka usaha menjual minuman kelapa muda dengan berbagai varian rasa. Usaha itu ia namakan Telemung

"Telemung itu bahasa daerah Lampung Timur, yang punya arti kelapa muda. Ini juga cara aku buat ngangkat nama Lampung Timur. Meskipun cuma satu kata, Telemung," tuturnya.

Dulunya ia menjual Telemung hanya membuka pesanan dari media sosial. Kemudian, Wawan melihat peluang usaha es kelapa muda ini selama satu bulan.

Pada November tahun lalu, ia mulai membuka outlet Telemung Pertama di jalan ZA Pagar Alam. Wawan merekrut tiga orang pemuda Lampung Timur sebagai karyawannya. Omzet Telemung mencapai Rp1,8 juta sampai Rp2 juta perhari.

"Di bulan pertama omzet belum bagus, karena memang belum dikenal. Aku belum puas sampai situ, kita bakal nambah lagi 6 outlet di Bandar Lampung," katanya. 

Telemung memiliki 10 varian rasa. Varian Durian Coco menjadi minuman favorit di Telemung. Harga satu gelas minuman kelapa muda dijual mulai dari harga 5 ribu sampai 18 ribu rupiah.

Kontributor: Mitha Setiani Asih

Load More