SuaraLampung.id - Komedian Rudi Sipit adalah seorang mualaf. Rudi Sipit masuk Islam diantar temannya sesama komedian Komeng. Keputusan Rudi Sipit masuk Islam berawal dari mimpi.
Rudi Sipit dibesarkan dari keluarga beragama Konghucu. Nama aslinya adalah Go Ceng Shin. Di masa remaja, Rudi berkenalan dengan temannya beragama Katolik.
Sang teman mengajak dirinya ke gereja Katolik. Dari situlah, Rudi Sipit memutuskan pindah agama menjadi Katolik. Menjadi Katolik, Rudi Sipit belajar Alkitab selama 1,5 tahun.
Di Katolik juga namanya dirubah menjadi Gregorius Gunardi Marcelinus. Memeluk Katolik, Rudi Sipit mengajak keluarganya untuk ikut agama yang ia anut.
Baca Juga: Penjelasan UAS soal Bang Tigor yang Gonta-ganti Agama
"Saya tarik semua keluarga saya ke Katolik," kata Rudi dikutip dari YouTube Bang Dai Channel berjudul "LUAR BIASA! PERJALANAN SPIRITUAL KOMEDIAN RUDI SIPIT, DARI KONG HU CHU KE KATOLIK, AKHIRNYA MUSLIM!".
Mama dan adik-adiknya semua ikut memeluk agama Katolik. Hanya ayahnya saja yang berbeda. Sang ayah memilih memeluk agama Protestan.
Pada suatu saat, Rudi yang sedang tidur di basecamp grup lawaknya Diamor, tiba-tiba mendapat mimpi. Rudi mimpi didatangi sosok putih-putih seperti kiai.
Sosok itu menyuruh Rudi Sipit untuk salat. Rudi terbangun dari tidurnya. Ia memikirkan maksud salat yang disuruh orang di dalam mimpinya. Namun karena tak mengerti arti salat, Rudi Sipit melanjutkan tidurnya,
Pagi harinya saat bangun, Rudi Sipit melihat Komeng yang baru datang dari pergi. Ia membangunkan Komeng menceritakan mimpinya disuruh salat. Rudi pun menyatakan keinginannya masuk Islam.
Baca Juga: Bang Tigor Gonta-ganti Agama, Ustaz Abdul Somad Jawab Begini
Dalam posisi setengah sadar, Komeng menjawab keinginan Rudi sekenanya. "Uda penuh," kata Komeng kala itu bercanda. Namun Rudi tetap berkeras membangunkan Komeng dan menyatakan keinginannya masuk Islam.
Diantarlah Rudi Sipit ke sebuah pesantren di Jakarta oleh Komeng. Di rumah kiai, Rudi Sipit mengucapkan dua kalimat syahadat. Lalu Rudi diminta untuk sunat.
Komeng pun mengantarkan Rudi Sipit ke sebuah rumah sakit untuk sunat. Keputusan Rudi Sipit memeluk Islam sempat mendapat tentangan dari ibundanya.
Sang ibu tak terima Rudi Sipit pindah agama. Bahkan Rudi Sipit tidak dianggap lagi dari bagian keluarga. Hati ibu Rudi luluh saat istri Rudi melahirkan. Menurut Rudi Sipit, saat itu istrinya mengalami pendarahan hebat saat proses persalinan.
Jabang bayi tak juga keluar dari rahim. Kondisi istrinya sudah lemas. Pihak rumah sakit memutuskan untuk mengambil langkah vacum. Saat menunggu alat vacum datang, ibu Rudi yang ada di rumah sakit kasihan.
"Ibu saya menyuruh saya ambil air putih lalu dibacakan sesuatu. Air itu disuruh minum ke istri saya. Alhamdulillah setelah minum air putih itu anak saya keluar," cerita Rudi Sipit. Sejak itulah, lambat laun ibu Rudi Sipit mau menerima Rudi kembali sebagai keluarga.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pemain Keturunan Berbandrol Rp208 M Kirim Kode Keras Ingin Bela Timnas Indonesia
- 6 Rekomendasi City Car Bekas Mulai Rp29 Jutaan: Murah dan Irit Bensin
- 9 Rekomendasi HP Murah Rp 1,5 Jutaan di Juni 2025, Duet RAM 8 GB dan Memori 256 GB
- Pemain Keturunan Rp 312,87 Miliar Juara EFL Masuk Radar Tambahan Timnas Indonesia untuk Ronde 4
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Kapasitas 8 Orang, Kursi Nyaman untuk Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Penyerang Naturalisasi Timnas Indonesia Akhirnya ke Liga 1! Siap Bantu Tim Bersaing
-
Juara Liga Champions Minat Rekrut Pemain Keturunan Indonesia Berbandrol Rp243 M
-
4 Rekomendasi HP Murah Xiaomi dengan Layar AMOLED, Terbaik Juni 2025
-
Dikeroyok Negara Teluk, Timnas Indonesia Diprediksi Bisa Lolos dari Ronde Keempat
-
Mantan Dirut ASDP Ira Puspadewi Segera Disidang, Kursi Pesakitan Menanti
Terkini
-
Spesifikasi dan Harga MacBook Air M4
-
Bocah 10 Tahun Jadi Korban Perampasan Motor di Bandar Lampung, Terseret Saat Melawan dan Luka-luka!
-
Waspada Jebakan Saldo Gratis, Ini 4 Link DANA Kaget Terbaru dan Cara Aman Hindari Penipuan!
-
Cek Nomor HP Kamu! Ambil Saldo Gratis Lewat 6 Link DANA Kaget Aktif 4 Juni 2025
-
Kematian Pratama Wijaya Kusuma, Dugaan Kekerasan di Balik Diksar Mahapel Unila