Anggaran TKD Dipangkas Pusat, Ini Respons Sekdaprov Lampung Marindo

Memang pemotongan TKD berdampak pada belanja, tapi itu tidak akan sepenuhnya mengganggu laju ekonomi

Wakos Reza Gautama
Kamis, 09 Oktober 2025 | 18:50 WIB
Anggaran TKD Dipangkas Pusat, Ini Respons Sekdaprov Lampung Marindo
Sekdaprov Lampung Marindo Kurniawan tetap optimistis pertumbuhan ekonomi terjadi di tengah pemangkasan anggaran TKD 2026. [ANTARA]
Baca 10 detik
  • Sekda Lampung optimistis ekonomi daerah tetap tumbuh meski dana transfer dipangkas
  • Pertumbuhan ekonomi Lampung didominasi sektor swasta, bukan hanya belanja pemerintah
  • Pemprov Lampung akan berinovasi dan memanfaatkan program pusat untuk menjaga ekonomi

SuaraLampung.id - Angin pemotongan Dana Transfer ke Daerah (TKD) dalam APBN 2026 yang menerpa berbagai provinsi tak membuat Lampung gentar.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Lampung, Marindo Kurniawan, dengan tegas menyatakan optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi Bumi Ruwa Jurai akan tetap "ngebut" dan terjaga, bahkan di tengah keterbatasan anggaran pemerintah daerah.

"Pertumbuhan ekonomi itu bukan melulu soal belanja pemerintah. Memang pemotongan TKD berdampak pada belanja, tapi itu tidak akan sepenuhnya mengganggu laju ekonomi kita," ujar Marindo, Kamis (9/10/2025).

Marindo menekankan bahwa mesin utama penggerak ekonomi Lampung adalah masyarakat dan dunia usaha itu sendiri.

Baca Juga:Mantan Bupati Lampung Timur Dawam Rahardjo Segera Diadili

"Kita punya sektor pertanian yang perkasa, UMKM yang terus tumbuh, sektor jasa, dan industri yang digerakkan oleh seluruh elemen. Itu sumber utama pertumbuhan kita," tegasnya.

Fakta menarik yang diungkap Marindo adalah perbandingan mencolok antara APBD Provinsi Lampung dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah.

"PDRB Lampung per kapita pada 2024 mencapai Rp483 triliun. Angka ini adalah indikator utama kinerja ekonomi kita. Bandingkan dengan total APBD Provinsi Lampung yang kalau dikumpulkan hanya Rp32 triliun, atau cuma 6 persen dari total PDRB," paparnya.

Menyikapi keterbatasan ini, Pemprov Lampung tak tinggal diam. Marindo menegaskan perlunya inovasi dan kajian mendalam terkait tata kelola, khususnya di sektor pertanian.

"Dengan minimnya dana dari APBD, kita harus cerdik mencari kiat-kiat lain. Tata kelola dan tata niaga pertanian harus terus kita benahi agar sumber pertumbuhan ekonomi tetap stabil," jelasnya.

Baca Juga:Dishub Loyo Urus Retribusi Parkir, PAD Bandar Lampung Terancam Amblas

Selain mengandalkan kekuatan internal, Lampung juga bertumpu pada program-program strategis pemerintah pusat.

Marindo memastikan, program-program seperti swasembada pangan langsung ke petani dan program makan bergizi gratis akan tetap berjalan dan menjadi "pengungkit" pertumbuhan ekonomi di daerah.

"Kebijakan dan program pusat ini dampaknya langsung terasa oleh masyarakat dan UMKM. Kami sangat optimis, dengan sinergi ini, pertumbuhan ekonomi Lampung akan tetap terjaga sesuai target," pungkasnya.

Optimisme ini bukan tanpa dasar. Proyeksi pertumbuhan ekonomi Lampung untuk tahun 2025 berada di rentang 5,20 persen hingga 5,50 persen.

Angka ini bahkan didukung oleh data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung yang mencatat pertumbuhan ekonomi pada Semester I 2025 sudah mencapai 5,27 persen, jauh melampaui pertumbuhan periode yang sama tahun 2024 yang hanya 4,08 persen.

Dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terus meningkat (73,70 poin), tingkat pengangguran terbuka yang terus ditekan (4,00 persen-3,79 persen), dan kemiskinan yang diproyeksikan menurun (10,00 persen-9,49 persen), Lampung siap membuktikan bahwa pemangkasan anggaran bukanlah akhir dari segalanya, melainkan justru memacu inovasi dan kemandirian daerah. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini