Di Antara Kabut Batu Tegi: Petani, Konservasi, dan Jalan Panjang Menuju Harmoni

Perjalanan dimulai dari Dermaga Batu Tegi, tempat di mana kabut pagi menyelimuti danau dan semangat para jurnalis mulai menyatu dengan alam

Tasmalinda
Minggu, 18 Mei 2025 | 15:04 WIB
Di Antara Kabut Batu Tegi: Petani, Konservasi, dan Jalan Panjang Menuju Harmoni
Seorang petani di register 22, resort Way Wayak menunjukan tanaman pinang juga memiliki potensi besar selain kopi/Agus Susanto

Hujan yang mengguyur sejak tadi membuat jalur setapak berubah menjadi kubangan lumpur. Di sisi kanan, jurang menganga menambah adrenalin selama perjalanan.

Dengan kecepatan terbatas dan sesekali harus turun untuk mendorong motor, perjalanan dari tepi sungai ke lokasi Gapoktan berlangsung penuh tantangan.

Namun keindahan alam dan keramahan pengemudi motor membuat semuanya terasa ringan.

Pukul 11.48 WIB, rombongan akhirnya tiba di lokasi.

Baca Juga:Warga Lampung Wajib Tahu! Masuk SMA/SMK Kini Pakai SPMB, Ini 4 Jalur Pendaftarannya

Udara sejuk khas pegunungan menyambut, disertai senyum hangat dari belasan anggota kelompok tani yang telah menunggu sejak pagi.

Gapoktan Sumber Makmur menjadi pusat kegiatan pertanian dan konservasi masyarakat di wilayah register 22.

Di tempat ini, para jurnalis tak hanya mendengar cerita soal hasil tani, tetapi juga menyerap semangat juang warga dalam menjaga kelestarian alam.

Sebuah pelajaran berharga tentang harmoni antara manusia dan hutan.

Wawan, anggota Kelompok Tani Sumber Makmur, telah melakukan penggarapan lahan selama 10 tahun di kawasan Register 22, Resort Way Wayak.

Baca Juga:Lampung Jadi Lumbung PMI: Target Kirim 30 Ribu Pekerja Per Tahun, Ini Strategi Pemerintah

Pria berusia 36 tahun ini telah menekuni budidaya kopi di lahan garapan milik negara seluas dua hektare selama lebih dari satu dekade.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini