Hermansyah melanjutkan bahwa paham radikalisme kini tidak lagi disebarkan secara konvensional, melainkan melalui media sosial yang menyasar kelompok rentan seperti perempuan, anak, dan remaja.
"Bila kelompok seperti anak, remaja, dan ibu rumah tangga terpapar radikalisme yang bersumber dari intoleransi maka kita menghadapi ancaman serius terhadap masa depan bangsa. Oleh karena itu, perlu pendekatan yang lebih lunak, namun efektif dan partisipatif dari seluruh komponen masyarakat salah satunya melalui tayangan film serta buku," ucap dia.
Menurut Hermansyah, dengan upaya preventif yang dilakukan oleh BNPT dengan Ruangobrol, Yayasan Prasasti Perdamaian bekerja sama dengan Universitas Lampung, diharapkan paham radikalisme dan ekstremisme dapat dicegah penyebarannya.
"Melalui film Road to Resilience dan Buku Anak Negeri di Pusaran Konflik Suriah diharapkan bisa meningkatkan nilai-nilai kebangsaan masyarakat serta bisa menanggulangi paham ekstremisme yang mengarah pada terorisme," tambahnya. (ANTARA)
Baca Juga:Ilegal Fishing di Lampung Rugikan Negara 9,3 Miliar, Polisi Ungkap Modus Licik Libatkan Anak-anak