"Peristiwa itu terjadi kemarin (8/4/2025) sekitar pukul 16.00 WIB, rumah yang dirusak tersebut digunakan masyarakat untuk tempat singgah yang berada di daerah perkebunan," katanya.
Sulki menjelaskan dalam kejadian tersebut tidak ada korban jiwa, namun tujuh rumah warga porak-poranda dirusak oleh kawanan gajah.
"Peristiwa tersebut tidak memakan korban jiwa dan kerusakan hanya pada rumah-rumah yang berada di sekitar area TNBBS. Kerusakannya memang cukup parah yang mana rumah petani itu mayoritas dari material berupa kayu," ucapnya.
Oleh karena itu, Sulki meminta masyarakat tetap waspada dan dapat mengurangi aktivitas berkebun sendirian serta berkoordinasi dengan Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (BBTNBBS) apabila terjadi hal serupa.
Baca Juga:Besok Rekayasa Lalu Lintas di Bandar Lampung Saat Aksi Bela Palestina: Ini Jalur Alternatifnya
“Imbauan ini kami sampaikan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi,” ujarnya.
Selain gajah, konflik manusia juga terjadi dengan harimau. Di tahun 2025 ini, konflik harimau vs manusia sudah memakan satu korban jiwa. Warga bernama Zainudin (28) tewas dimangsa harimau Sumatera di Kecamatan Batu Brak, Lampung Barat pada Januari 2025 lalu.
Jasad korban ditemukan sudah tidak utuh dan langsung dibawa ke kampung halamannya di Jawa Tengah untuk dimakamkan.
Diketahui korban merupakan pendatang asal Jawa Tengah yang baru tinggal sepekan di Dusun Way Lipu, Pekon Kegeringan, Kecamatan Batu Brak, Lampung Barat.
Tim Gabungan memulai evakuasi pada pukul 10.00 WIB. Sekitar dua jam kemudian, sekitar pukul 12.10 WIB, jasad korban ditemukan.
Baca Juga:Korupsi Gerbang Rumdis Bupati Lampung Timur, Dawam Rahardjo Dijebloskan ke Bui
Sementara di tahun 2024, tercatat ada empat warga tewas diterkam harimau di Lampung Barat. (ANTARA)