Harga Teri Nasi Anjlok, Nelayan dan Pengepul di Lampung Timur Menjerit

Anjloknya harga teri nasi disebabkan kualitas teri yang dinilai buruk

Wakos Reza Gautama
Rabu, 10 Januari 2024 | 11:02 WIB
Harga Teri Nasi Anjlok, Nelayan dan Pengepul di Lampung Timur Menjerit
Proses penjemuran teri nasi di Labuhan Maringgai, Lampung Timur. [Suaralampung.id/Agus Susanto]

SuaraLampung.id - Penurunan harga teri nasi sejak satu minggu belakangan dikeluhkan para buruh nelayan dan pengepul di Kabupaten Lampung Timur

Saiful (31), buruh nelayan di Desa Muara Gadingmas, Labuhan Maringgai, mengatakan, harga teri nasi sebelumnya Rp25 ribu per kilogram kini turun menjadi Rp6 ribu per kg.

"Sudah satu pekan ini harga teri nasi anjlok menjadi Rp6 ribu per kilo, sebagai buruh nelayan tidak akan mampu menolak harga yang ditentukan oleh pengepul," kata dia, Selasa (9/1/2024).

Dengan harga Rp6 ribu, keuntungan yang harus dibawa Saiful pulang tidak lebih dari Rp50 ribu. Uang segitu kata dia, hanya untuk keperluan makan bersama keluarga di rumah.

Baca Juga:Cak Imin Kembali Singgung Kemenhan di Lampung Timur: Masa Kena Hack

Saiful mengatakan, dirinya tidak bisa berbuat banyak mengenai harga yang ditentukan pengepul sebab keterikatan modal usaha tergantung dengan tengkulak atau pengepul.

"Kami tidak mungkin berani menawar harga, berapapun harga tetap kami terima, apalagi kapal yang kami gunakan juga kapal milik bos yang membeli teri nasi hasil tangkapan kami," terangnya.

Anjloknya harga teri nasi disebabkan kualitas teri yang dinilai buruk. Ukuran teri yang terlalu kecil membuat penampung besar yang ada di Jakarta menurunkan harga.

"Bagaimana kami tidak membeli murah dengan nelayan, sementara penampung besar di Jakarta sana menurunkan harga, kalau kami tidak ikut pangsa pasar, kami bisa gulung tikar, karena tidak ada tempat menampung lagi," terang pengepul teri nasi di Muara Gadingmas, Hardiansyah.

Bukan hanya turunnya harga teri nasi yang menjadi kendala, Hardiansyah mengatakan, musim hujan juga berdampak pada pengepul seperti dirinya. Dengan musim hujan biaya produksi pengolahan teri nasi bertambah besar.

Baca Juga:Gara-gara Kritikan Sudjiwo Tedjo, Lampu Rotator Mobil Dinas di Polres Lampung Timur Dipasang Kaca Film

"Kalau kami pinginnya harga teri nasi normal, kenapa? keuntungan juga akan bertambah, apalagi sekarang musim hujan upah penjemuran meningkat, yang tadinya sehari bisa kering sekarang bisa tiga hari," kata Hardiansyah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini