Inflasi Gabungan di Lampung Lebih Tinggi dari Inflasi Nasional di Akhir Tahun

inflasi gabungan di Metro dan Bandar Lampung bulan Desember 2023 tercatat sebesar 3,47 persen

Wakos Reza Gautama
Selasa, 02 Januari 2024 | 20:11 WIB
Inflasi Gabungan di Lampung Lebih Tinggi dari Inflasi Nasional di Akhir Tahun
Ilustrasi bahan pokok. Inflasi gabungan di dua kota di Lampung melebihi angka nasional. [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraLampung.id - Inflasi gabungan di Provinsi Lampung masih terkendali dalam sasaran 3 plus minus 1 persen pada akhir tahun 2023.

Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Lampung Tony Noor Tjahyono mengatakan, secara tahunan, inflasi gabungan di Metro dan Bandar Lampung bulan Desember 2023 tercatat sebesar 3,47 persen (year on year/yoy).

Angka ini lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional dan inflasi gabungan 24 kota di wilayah Sumatera yang masing-masing tercatat 2,61 persen (yoy) dan 2,72 persen (yoy).

Dilihat dari sumbernya, inflasi pada Desember 2023 didorong oleh kenaikan harga pada beberapa komoditas, seperti bawang merah, ikan kembung, minyak goreng, tomat, dan gula pasir.

Baca Juga:3 Program Prioritas Pemkot Bandar Lampung di Tahun 2024

Menurut Tony, kenaikan harga komoditas bahan pangan menjadi penyumbang utama inflasi pada Desember 2023. Kenaikan harga bawang merah dipengaruhi oleh masuknya periode tanam di Jawa Tengah yang tercermin dari kenaikan harganya pada November (Rp27.250/kg) dan Desember 2023 (Rp32.410/kg).

Inflasi bulanan ikan kembung yang meningkat pada Desember 2023 sejalan dengan tren historisnya, di mana terjadi penurunan produksi aneka komoditas perikanan, seperti ikan tongkol, ikan kembung, udang laut, dan selar akibat meningkatnya curah hujan di tengah periode low season produksi.

Adapun inflasi minyak goreng didorong oleh harga minyak goreng curah, yang meningkat menjadi Rp14.370/kg pada 25 Desember 2023 dibandingkan Rp14.000/kg pada 1 Desember 2023.

Kenaikan harga minyak goreng curah lebih dipengaruhi dari sisi suplai dengan serapan DMO minyak goreng pada Desember 2023 hanya tercatat sebesar 63 persen, turun jika dibandingkan 85 persen pada November 2023.

Di sisi lain, pada Desember 2023 terdapat sejumlah komoditas yang mengalami deflasi, antara lain cabai rawit, daging ayam ras, air kemasan, jeruk, dan susu cair kemasan dengan andil masing-masing sebesar -0,102 persen; -0,051 persen; -0,038 persen; -0,022 persen; dan -0,022 persen.

Baca Juga:Jumlah Penumpang Kapal di Pelabuhan Bakauheni Melonjak di Awal Tahun 2024

Laju inflasi Desember 2023 yang melambat didukung oleh penguatan upaya stabilisasi harga aneka cabai.

"Penurunan harga cabai rawit pada Desember 2023 dipengaruhi oleh masuknya periode panen di Mesuji pada lahan seluas 5 hektare," ujarnya.

Selain itu, sinergi stabilisasi harga Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Provinsi Lampung pada Desember 2023 semakin intensif dengan pelaksanaan sidak pasar, pengecekan pasokan pada gudang distributor, serta pelaksanaan operasi pasar aneka cabai yang disertai pemberian subsidi Rp10.000/kg melalui realisasi dana belanja tak terduga (BTT) sebesar Rp40 juta.

"Adapun penurunan harga daging ayam ras dipengaruhi kondisi over supply (surplus 8.841 ton) seiring dengan peningkatan produksi korporasi besar," kata Tony. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini