"Kalau dihitung keuntungan ya tidak sesuai tapi karena kami mencintai lingkungan maka menurut kami cukup dan kami suka bersinergi dengan Pertamina untuk melakukan program tersebut," jelas Syamsudin.
Keberadaan hutan mangrove ini menurutnya memberi manfaat sangat besar bagi nelayan dan menjadi solusi mengurangi pemanasan global.
Menurut Syamsudin, hutan mangrove memberi sumbangan sangat potensial untuk mengurangi emisi karbon dibanding hutan hujan tropis.
"Itu dari segi perbaikan alam. Segi ekonomi sangat membantu nelayan karena semakin banyak mangrove semakin banyak habitat laut seperti udang, ikan, kerang dan lainnya sehingga menjadi sumber penghasilan nelayan," ucap Syamsudin.
Baca Juga:Terlibat Curanmor, Anggota Polres Lampung Timur Dipecat
Untuk itu, dirinya sangat mendukung program PHE OSES dalam melestarikan hutan mangrove karena berdampak positif bagi lingkungan sekitar.
Tidak hanya di pesisir Pasir Sakti, PHE OSES juga membantu pelestarian hutan mangrove di Desa Sriminosari, Kecamatan Labuhan Maringgai.
Ketua KTH Bina Lestari Zainal Arifin menuturkan, Pertamina PHE OSES sudah dua tahun berkontribusi dalam pengembangan tanaman mangrove di Desa Sriminosari.
Zainal mencatat PHE OSES menyumbangkan 20 ribu bibit mangrove di hutan mangrove yang dikelola kelompok taninya.
"Janji perusahaan tersebut akan menjadikan program berkelanjutan terkait dengan pengembangan hutan mangrove," kata Zainal.
Baca Juga:Gerebek Pasangan bukan Suami Istri di Kamar Kos, Penjaga Indekos di Batanghari Ditangkap Polisi
Berkat bantuan PHE OSES, hutan mangrove seluas 500 hektare itu kini menjadi objek wisata yang cukup menarik. Wisatawan bisa menikmati berbagai unggas di sekitar hutan mangrove yang diberi nama wisata Pandan Alas itu.