Bagi Mohamad Mangundiprodjo tindakan Sabarudin sudah kelewat batas. Ini bisa mengacaukan perjuangan para tentara di garis depan.
Ditambah lagi Mohamad Mangundiprodjo mendengar kabar Sabarudin menyekap Bupati Sidoarjo dan Mojokerto. Maka Mangundiprodjo mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Sabarudin.
Sabarudin membawa surat penangkapannya ke Markas Besar TNI dan melapor ke Letjen Oerip Sumoharjo. Bukannya memarahi Sabarudin, Oerip malah menelepon Mangundiprodjo meminta membatalkan surat penangkapan itu.
Mohamad Mangundiprodjo menolak perintah Oerip. Oerip meminta Mohamad datang ke Mabes TNI di Yogya untuk memberi penjelasan.
Baca Juga:Serba-Serbi KRI Tuna 876: Spesifikasi dan Keunggulan Armada Laut Terbaru TNI
Mangundiprodjo pun bersiap datang ke Yogyakarta. Di tengah perjalanan, mobil Mohamad dihadang mobil pasukan Sabarudin. Sempat terjadi kejar-kejaran antara mobil Mohamad dengan mobil rombongan Sabarudin.
Beruntung mobil Mohamad Mangundiprodjo lebih cepat sehingga tidak mampu terkejar oleh pasukan Sabarudin. Pasukan Sabarudin langsung bergerak di Mabes TNI. Sampai di Mabes TNI, pasukan Sabarudin melumpuhkan penjagaan.
Sabarudin dan pasukannya sudah menguasai Mabes TNI. Pergerakan pasukan Sabarudin ini sangat rapi dan cepat sehingga tidak diketahui para petinggi TNI.
Sampai di Mabes TNI, Mohamad Mangundiprodjo menuju ruang tunggu pimpinan TNI. Saat itu Jenderal Sudirman dan Letjen Oerip sedang mengadakan rapat. Saat menunggu itulah, Mohamad Mangundiprodjo disergap tiga prajurit Sabarudin.
“Angkat tangan!” perintah anak buah Sabarudin sambil mencabut pistol.
Baca Juga:Oknum TNI Cukur Rambut Siswa hingga Bikin Ortu Marah di Purwakarta, Dedi Mulyadi Beri Apresiasi
Mohamad Mangundiprodjo bergeming. “TIdak mau” katanya.