Dari tujuh eksportir itu, dua pelaku usaha menyampaikan data dan dokumen. Sedangkan empat lainnya yaitu PT Haldin Pacific Semesta, PT Natura Perisa Aroma, PT Agri Spice Indonesia, dan CV Putera Nusantara belum menyampaikan data dan dokumen yang diminta.
Serta terdapat satu pelaku usaha yang menyampaikan data. Namun belum sesuai format yang diminta yaitu PT Putrabali Adyamulia. Dalam penelitan awal, KPPU menyoroti pergerakan fluktuasi harga lada hitam di tingkat petani yang tidak sesuai dengan pergerakan fluktuasi harga Internasional.
Selain itu, KPPU melihat ada selisih harga yang tinggi yaitu rata-rata 37% antara perbandingan harga di tingkat petani dan harga lada hitam pada perdagangan internasional.
Menindaklanjuti temuan awal itu, KPPU akan melanjutkan penelitian untuk melihat apakah terdapat potensi prilaku yang dapat menghambat terwujudnya persaingan usaha sehat industri lada hitam di Lampung.
Baca Juga:Puluhan Pemandu Lagu di Tempat Hiburan Malam Wilayah Sukarame Dilakukan Skrinning Penyakit Menular
"Kami juga menghimbau agar pelaku usaha eksportir lada hitam Lampung dapat kooperatif dalam memberikan keterangan. Kemudian, menyampaikan data dan dokumen yang dibutuhkan dalam proses kajian yang saat ini sedang berjalan," kata Wahyu Bekti Anggoro.