Potensi Tersembunyi Desa Terisolir Sukorahayu Lampung Timur, Usaha Teripang Tembus Pasar Internasional

Usaha pengolahan teripang yang dijalani Yulianto ini bisa menembus pasar negara China.

Wakos Reza Gautama
Rabu, 14 Juni 2023 | 17:10 WIB
Potensi Tersembunyi Desa Terisolir Sukorahayu Lampung Timur, Usaha Teripang Tembus Pasar Internasional
usaha teripang di Desa Sukorahayu, Lampung Timur. [Suaralampung.id/Agus Susanto]

SuaraLampung.id - Desa Sukorahayu, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur merupakan desa terisolir. Walau menyandang status desa terisolir, Sukorahayu menyimpan banyak potensi usaha mikro yang menembus pasar internasional.

Salah satunya usaha mikro pengolahan teripang yang dilakoni oleh Yulianto. Usaha yang dijalani Yulianto ini bisa menembus pasar negara China.

Ironisnya pihak Pemerintah Kabupaten Lampung Timur belum pernah mengunjungi Desa Sukorahayu dalam tiga tahun terakhir untuk meninjau usaha teripang Yulianto.

"Belum pernah dari Pemda turun melihat usaha kami, mungkin karena jauh Desa Sukorahayu merupakan desa paling ujung di sebelah selatan timur dan desa kami menyandang gelar desa terisolir," kata Yulianto.

Baca Juga:Perbaikan SDN 4 Ratna Daya yang Rusak Tersapu Puting Beliung Dibebankan ke Wali Murid, Pemkab Tak Ada Anggaran

Keinginan Yulianto, Pemkab Lampung Timur meninjau lokasi usahanya agar bisa melihat kondisi jalan, dan infrastruktur umum lain seperti lampu penerangan. Harapannya pemerintah bisa memperbaiki jalan dan memberikan lampu penerangan jalan.

Yulianto mengatakan teripang merupakan satwa yang hidup di lumpur pinggir laut. Satwa tersebut sama sekali tidak dilirik oleh siapapun karena dinilai tidak memiliki nilai ekonomi bahkan tidak lazim untuk dijadikan bahan makanan.

Setelah Yulianto membawa beberapa sampel tripang yang sudah diolah ke Jakarta, ternyata dilirik oleh pengusaha teripang terbesar di wilayah Jakarta untuk diekspor ke China.

"Itu awal saya melakoni usaha teripang, setelah bertemu dengan seorang pengusaha besar yang dikenalkan oleh kawan saya dari Bandung," kata Yulianto.

Saat ini Yulianto setiap bulan bisa mengirim teripang sebanyak 7 ton. Dari usaha ini, Yulianto bisa memperdayakan 50 an pekerja dengan tugas yang berbeda-beda.

Baca Juga:Polres Lampung Timur Bantah Pungut Biaya Rp 450 Ribu untuk Pembuatan SIM

"Ada 50 pekerja yang paling banyak pekerja mengelupas teripang, lainnya ada yang menjemur dan mengemas," kata Yulianto.

Yulianto mendapatkan teripang dari nelayan dengan harga seribu per kilogram, dan setiap hari tidak kurang dari 1 kuintal mendapatkan teripang yang masih hidup.

Terkait dengan usaha tripang di pesisir Labuhan Maringgai, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Lampung Timur Almaturidi belum mengetahui adanya UMKM teripang yang digeluti oleh masyarakat pesisir setempat.

"Kami malah belum tahu kalau ada UMKM teripang, di desa mana?, nanti coba kami akan lakukan kroscek di lokasi," kata Almaturidi.

Ke depan Kadis Peternakan dan Perikanan akan melakukan dialog dengan pelaku UMKM teripang dan akan meminta pendapat pelaku usaha tersebut apa yang perlu didukung.

"Jika memang benar usaha itu tembus internasional maka bisa membawa nama baik pemerintah daerah terkait UMKM yang langka ditemui itu," jelas Almaturidi.

Kontributor : Agus Susanto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini