SuaraLampung.id - Tren kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) pada anak di Indonesia kini mengalami penurunan cukup signifikan.
Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Farmalkes) Kemenkes Lucia Rizka Andalusia menuturkan, pada beberapa pekan ini, kasus gagal ginjal akut hampir tidak ada.
"Saya setiap pagi mengecek ke RSCM atau Rumah Sakit Persahabatan. Mungkin ada satu sampai dua kasus, tapi itu pun menjalani terapi," kata Lucia Rizka Andalusia, di Tangerang, Provinsi Banten, Kamis (3/11/2022).
Menurutnya, saat ini kasus gangguan ginjal akut atipikal sudah jauh menurun dan hampir tidak ada temuan kasus baru. Bahkan, kondisi layanan medis di RSCM Jakarta hanya tersisa pasien-pasien yang menjalani terapi atau proses penyembuhan.
Baca Juga:Kasus Gagal Ginjar di Sumbar Capai 28 Anak, 14 Orang Meninggal Dunia
Selain itu, kata dia, pada perawatan dan pengobatan pasien anak yang mengalami gangguan ginjal akut di tanah air masih menerima obatan Fomepizole.
"Fomepizole masih dilakukan pada anak-anak yang sedang di rawat. Untuk mengadakan lagi, kita lihat nanti kebutuhan-nya," katanya.
Ia menambahkan sejauh ini jika ketersediaan obat farmasi untuk pengobatan anak penderita gagal ginjal itu masih mencukupi sebanyak 246.
"Sekarang kita punya 246, ada donasi dan yang kita beli. Masih cukup kebutuhan-nya, tapi nanti kita stop untuk emergency," kata Lucia Rizka Andalusia .
Sebelumnya, berdasarkan data pada kasus GGAPA di Indonesia tercatat sebanyak 325 orang anak menderita gangguan ginjal akut. Kemudian, terjadi penambahan sebanyak 21 kasus dengan 178 persen-nya meninggal dunia.
Baca Juga:RS Saiful Anwar Malang Rawat 9 Pasien Gagal Ginjal Akut, 3 Orang Meninggal
Sementara, untuk usia anak pada kasus gangguan ginjal akut tersebut, ditemukan rata-rata usia dengan 1 sampai 5 tahun sebanyak 169 orang, usia dengan kurang dari satu tahun sebanyak 75 orang, usia 11 sampai 18 tahun sebanyak 39 orang dan usia 6 sampai 10 tahun yaitu sebanyak 42 orang. (ANTARA)