SuaraLampung.id - Acara pengukuhan pengurus daerah dan pengurus cabang Himpaudi Lampung Timur sekaligus ulang tahun ke-17 Himpaudi di Gedung Olahraga, Sukadana, Lampung Timur, Kamis (4/8/2022) diwarnai aksi protes para guru PAUD.
Ini terjadi Saat Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim naik ke podium memberikan sambutan di acara tersebut.
Baru saja Nunik, sapaan akrab Chusnunia Chalim, mengucap salam dan menebar senyum di hadapan ratusan guru paud Lampung Timur, tiba-tiba ratusan guru PAUD yang hadir berdiri.
Mereka mengacungkan poster berisi protes, sambil berteriak "Naikkan insentif, dan berikan status jelas kepada guru PAUD".
Baca Juga:Ibu Rumah Tangga Membakar Rumahnya Sendiri di Lampung Timur, Diduga Ini Penyebabnya
Sontak Nunik bereaksi dengan menjawab permintaan ratusan guru PAUD yang ada dalam gedung olahraga Kabupaten Lampung Timur.
"Ya sabar sabar terkait insentif dan status pasti kami perjuangkan, pasti saya penuhi permintaan ibu-ibu semua," ucap Nunik.
Para guru PAUD itu protes terkait dengan honor yang sangat rendah, dan meminta pemerintah menjadikan guru paud sebagai guru formal dari non formal.
Tulisan dalam poster yang dibawa ratusan guru paud Lampung Timur, "guru paud itu capeknya sama, kreatifnya sama, terus kapan statusnya di samakan?".
Inti dari tulisan tersebut sebagai bentuk protes mereka kepada pemerintah dari tuntutan pengakuan sebagai guru formal dan honor yang layak.
Baca Juga:Cabuli 3 Muridnya, Guru SD di Lampung Timur Dipecat
"Saya sebagai Ketua Himpaudi Lampung Timur mewakili mereka, jerih payah ribuan guru PAUD di Lampung Timur hanya menerima upah Rp100 ribu," kata Ketua Himpaudi Lampung Timur Ridha.
Ridha menggambarkan betapa beratnya tanggung jawab sebagai guru PAUD kepada anak didiknya yang masih belia rata rata usia di bawah 5 tahun.
Anak seusia itu menurut dia, harus mendapat perhatian penuh oleh seorang guru, sementara anak yang dititipkan di PAUD cukup banyak. Tidak sedikit orang tua murid mengambil anaknya ketika sore hari.
"Guru PAUD saya akui berat, tanggung jawab kepada anak selama dititipkan, perhatian harus penuh dari soal menyuapi makan, memandikan hingga membersihkan kotoran. Jadi wajar mereka menuntut upah yang layak dari pemerintah," tegas Ridha.
Jumlah guru PAUD non formal di Lampung Timur sebanyak 1.268 dan jumlah murid 12.889.
Kata Ridha keinginan para guru PAUD ingin dijadikan sebagai guru PAUD formal berkaitan dengan honor yang diterima.
Artinya jika status bisa berubah menjadi guru formal maka harapan besar guru PAUD bisa mendapat honor layak dan pengakuan sebagai guru.
"Selama ini guru PAUD sama saja masih profesi tukang momong jika statusnya tetap nonformal sementara mereka di sekolahan tidak hanya momong juga memberikan pelajaran yang sesuai dengan usia anak," paparnya.
Saat di konfirmasi Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim, menegaskan siap menaikkan besaran honor guru PAUD nonformal dari Rp100 ribu menjadi Rp400 ribu.
Namun kata Nunik, itu semua perlu waktu. Nunik berjanji kenaikan honor akan dilakukan berangsur dari 2023 akan dinaikan menjadi Rp300 ribu dan 2024 akan dinaikkan menjadi Rp400 ribu.
Persoalan dengan status, Nunik menyarankan guru PAUD melalui lembaganya Himpaudi membuat semacam payung hukum untuk syarat mengajukan status guru formal.
Selama ini Himpaudi adalah suatu organisasi independen yang menghimpun unsur pendidik dan tenaga kependidikan anak usia dini.
"Saya akan rumuskan harapan ibu-ibu guru PAUD. Saya akan rapatkan bila perlu seluruh pengurus PAUD se Provinsi Lampung akan saya ajak diskusi membahas hal terkait," kata Nunik.
Kontributor : Agus Susanto