Buruknya Kinerja Kepolisian Jadi Penyebab Banyaknya Korban Penembakan Massal di SD Texas

para penegak hukum yang datang ke lokasi kejadian "gagal menerapkan latihan menembak mereka

Wakos Reza Gautama
Senin, 18 Juli 2022 | 13:09 WIB
Buruknya Kinerja Kepolisian Jadi Penyebab Banyaknya Korban Penembakan Massal di SD Texas
Bunga, mainan, dan sejumlah benda lain diletakkan di tugu peringatan untuk para korban penembakan sekolah yang mengakibatkan kematian 19 anak dan dua guru di Robb Elementary School, Uvalde, Texas, Amerika Serikat, Minggu (29/5/2022). Laporan DPR menyatakan banyaknya korban yang jatuh dalam peristiwa penembakan massal di SD Texas karena buruknya kinerja kepolisian. [AFP/Photo]

Wali Kota McLaughlin pada Minggu merilis rekaman kamera petugas dari sejumlah polisi kota di lokasi kejadian yang memperlihatkan adanya kebingungan.

Rekaman kamera salah satu petugas yang pertama tiba di sekolah itu menunjukkan suasana kacau hanya beberapa menit setelah pelaku menembak lebih dari 100 kali di dalam ruang kelas.

Petugas itu mendekati pintu kelas tersebut dan terkena tembakan pelaku. Dia bertanya kepada rekannya di lorong apakah dia berdarah, kemudian berbalik ke luar sekolah.

"Dia ada di kelas itu!" teriak si petugas kepada rekannya di luar. "Kita harus masuk ke sana! Kita harus masuk ke sana, dia terus menembak!"

Baca Juga:Amerika Serikat Kembali Geger, Penembakan Massal di Mal Indiana Tewaskan 3 Orang

Laporan itu menyebut sejumlah kegagalan di sekolah tersebut, termasuk menyoroti pagar luar setinggi lima kaki (sekitar 1,5 m) yang tak mampu mencegah si penembak.

Ada juga "kebiasaan petugas sekolah yang tidak mematuhi" aturan karena pintu ruang dalam dan luar dibiarkan tidak terkunci atau disangga agar terbuka.

Pelaku penembakan dengan mudahnya masuk ke dalam sekolah melalui pintu yang tidak dikunci.

Laporan itu juga menyebut soal sekitar 142 peluru yang ditembakkan pelaku di dalam gedung, bahwa "hampir pasti" sekitar 100 di antaranya ditembakkan sebelum petugas masuk ke sekolah tersebut.

Laporan itu menemukan adanya "kekurangan dan kegagalan" dari pihak distrik sekolah, berbagai instansi dan penegak hukum, serta kurangnya pendekatan di antara pihak berwenang.

Baca Juga:Lagi-lagi Penembakan Massal Di AS, Pelaku Dan 3 Korban Tewas

Para siswa di ruang kelas saat penembakan terjadi menelepon 911 dan meminta bantuan.

Namun, laporan itu mengatakan tak seorang pun memastikan bahwa petugas yang membuat keputusan penting mengetahui panggilan darurat itu atau "menerima informasi dari siswa dan guru yang selamat dari serangan awal".

"Tak seorang pun dalam rantai komando menganalisis informasi ini untuk mengetahui bahwa pelaku mencegah korban yang terluka mendapatkan perawatan medis," tulis laporan itu.

Penyelidikan juga menemukan adanya "kewaspadaan yang santai" di sekolah karena peringatan keamanan di sana lebih sering menyangkut kasus penyelundupan imigran.

Video yang diunggah pekan lalu oleh harian Austin American-Statesman menunjukkan bahwa polisi berlindung di lorong selama 77 menit sebelum menyerbu dua kelas yang bersebelahan dan beradu tembak dengan pelaku.

Pihak berwenang pada Mei mengatakan anak-anak yang panik di dalam kelas menelepon nomor darurat 911 enam kali ketika para petugas menunggu di lorong.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini