WHO Selidiki Temuan Virus Cacar Monyet di Cairan Sperma

melihat kemungkinan apakah cacar monyet bisa ditularkan secara seksual.

Wakos Reza Gautama
Rabu, 15 Juni 2022 | 20:26 WIB
WHO Selidiki Temuan Virus Cacar Monyet di Cairan Sperma
Ilustrasi Monkeypox atau cacar monyet. WHO selidiki temuan virus cacar monyet di cairan sperma. [Shutterstock]

SuaraLampung.id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang mendalami laporan tentang temuan virus cacar monyet dalam cairan sperma pasien, kata pejabat WHO, Rabu (15/6/2022).

Pendalaman itu dimaksudkan untuk melihat kemungkinan apakah cacar monyet bisa ditularkan secara seksual.

Badan PBB itu masih meyakini bahwa virus tersebut terutama ditularkan lewat kontak dekat antar manusia.

Lebih dari 1.300 kasus cacar monyet telah dilaporkan oleh sekitar 30 negara, terutama di Eropa, sejak awal Mei.

Baca Juga:Muncul Temuan Virus Cacar Monyet dalam Cairan Sperma, WHO Dalami Dugaan Penularan Secara Seksual

Sebagian besar kasus dilaporkan menimpa laki-laki yang berhubungan seksual dengan laki-laki.

Cacar monyet adalah penyakit langka yang ditemukan di bagian tengah dan barat Afrika, yang ditemukan pada koloni monyet tahun 1958 dan manusia pada tahun 1970.

Pada 7 Mei 2022, Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengumumkan bahwa sebuah kasus cacar monyet telah terdeteksi pada seorang pasien yang telah melakukan perjalanan ke Inggris dari Nigeria.

Sejak itu, Oragnisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan kasus cacar monyet ini telah meningkat dengan penyebaran komunitas dan lebih dari 300 kasus di luar Afrika.

Lebih dari 100 kasus cacar monyet itu telah terdeteksi di Inggris, dengan satu anak berakhir dalam perawatan intensif dan infeksi virus ini dikonfirmasi di seluruh Eropa dan AS di antara negara-negara lain.

Baca Juga:Virus Cacar Monyet Ditemukan dalam Cairan Sperma, Apakah Bisa Ditularkan Secara Seksual?

"Kami terus mendeteksi kasus cacar monyet baru melalui jaringan pengawasan dan layanan NHS kami," kata Dr Susan Hopkins, kepala medis di UKHSA dikutip dari The Sun.

Jika ada yang mencurigai ruam atau luka di tubuh sebagai gejala cacar monyet, mereka harus membatasi kontak dengan orang lain.

Cacar monyet ini sama dengan virus corona Covid-19, yang dikenal sebagai virus zoonosis, yang bisa ditularkan dari hewan ke manusia.

Tapi, Dr Amr Bayoumy, ahli virologi di Universitas Coventry, cacar monyet secara genetik mirip dengan cacar, tetapi tidak terlalu parah.

Cacar monyet adalah endemik di beberapa bagian Afrika, yang berarti selalu konsisten. Ada dua jenis virus, satu yang berasal dari Afrika Barat dan kemungkinan besar menjadi penyebab wabah global dan satu lagi dari Kongo, yang lebih mematikan. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini