SuaraLampung.id - Sejumlah warga yang tinggal di pesisir Kabupaten Lampung Selatan tidak tahu adanya erupsi Gunung Anak Krakatau pada Kamis (24/3/2022) sekitar pukul 11.10.
Pantauan Lampungpro.co--jaringan Suara.com di pesisir Lampung Selatan, situasi dan kondisi masyarakat aman di saat Gunung Anak Krakatau erupsi. Tidak tampak kekhawatiran di masyarakat.
Bahkan terkesan masyarakat pesisir Lampung Selatan tidak tahu peristiwa erupsi Gunung Anak Krakatau yang debunya mencapai ketinggian 1.000 meter lebih itu.
"Situasi pantai aman saja. Bahkan info adanya letusan setinggi 1.000 meter itu kami belum tahu. Semoga alam di sini tidak terpengaruh dengan kondisi yang ada di GAK. Alhamdulilah di sepanjang pantai Canti hingga Desa Way Muli aman saja tidak ada aktifitas yang signifikan dari gelombang laut di sini," kata Rudi warga setempat.
Baca Juga:Gunung Anak Krakatau Meletus Dua Kali, Warga Dilarang Mendekat Dalam Radius 2 Kilometer
Gunung Anak Krakatau (GAK) di perairan Selat Sunda, Lampung Selatan, meletus, Kamis (24/3/2022) sekira pukul 11.10 WIB. Erupsi Gunung Anak Krakatau terjadi dengan ketinggian kolam abu teramati kurang lebih 1.000 meter di atas puncak.
Terkait hal tersebut, petugas pemantau GAK Andi Suhardi yang berada di Desa Harjo Pancoran, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan dikonfirmasi Lampungpro.co pada Kamis (24/3) siang, membenarkan hal itu.
Menurut dia, peristiwa itu biasa terjadi di GAK.
Meskipun demikian, dia berharap kepada para nelayan untuk sementara waktu tidak dulu mendekati GAK dengan jarak dekat karena bisa bahaya.
"Kepada nelayan yang biasa mencari ikan di sekitaran GAK untuk sementara jangan dulu, karena GAK sedang memuntahkan debu dengan ketinggian 1.000 meter lebih," katanya.
Baca Juga:Gunung Anak Krakatau Kembali Erupsi, Ketinggian Kolam Abu di Atas 1.000 Meter