Batuk dan Gatal Tenggorokan Gejala Umum Pasien Omicron

gejala umum yang ditemukan pada pasien COVID-19 varian Omicron yang dirawat di rumah sakit pemerintah

Wakos Reza Gautama
Jum'at, 28 Januari 2022 | 12:10 WIB
Batuk dan Gatal Tenggorokan Gejala Umum Pasien Omicron
Ilustrasi Omicron. Gejala umum pasien Omicron. [Freepik]

SuaraLampung.id - Ada gejala umum yang ditemukan pada pasien COVID-19 varian Omicron.

Gejala itu berupa batuk dan gatal tenggorokan.

Dokter spesialis paru RSUP Persahabatan, Erlina Burhan mengatakan gejala umum yang ditemukan pada pasien COVID-19 varian Omicron yang dirawat di rumah sakit pemerintah tersebut berupa batuk dan gatal tenggorokan.

"Gejala yang umum mirip dengan gejala yang sering kita baca yang disampaikan CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS-Red), paling banyak gejala adalah batuk dan nyeri tenggorok juga gatal tenggorokan. Ini adalah gejala yang khas Omicron," kata Erlina dalam forum diskusi melalui zoom yang diikuti  di Jakarta, Kamis (27/1/2022).

Baca Juga:Hits Kesehatan: Aliando Syarief Idap Gangguan Mental OCD, Kakek Ketagihan Divaksinasi Covid-19

Erlina menjelaskan, dari sebagian besar pasien yang dirawat di RSUP Persahabatan hanya sekitar 20 persen yang demam, berbeda dengan varian Delta dimana gejalanya 90 persen mengalami demam.

"Memang Omicron ini menunjukkan data bahwa virus berkembang di saluran napas atas, itu makanya gejala hanya ringan saja," katanya.

Dari pasien yang dirawat tidak ada yang sesak dan tidak butuh oksigen, yang menunjukkan tidak ada kerusakan paru.

Meski ringan, namun apabila mengalami batuk dan sakit tenggorokan serta ada riwayat kontak dengan pasien COVID-19, tidak perlu menunggu demam segera lakukan tes.

Apabila tanpa gejala dan tanpa penyakit penyerta atau komorbid maka cukup melakukan isolasi mandiri di rumah dengan tata cara isolasi yang sama seperti varian sebelumnya.

Baca Juga:Hanya 7 Persen Pasien Varian Omicron yang Perlu Perawatan Rumah Sakit, Ini Sebabnya

Varian Omicron berbeda dengan varian COVID-19 sebelumnya, antara lain bergejala ringan bahkan tanpa gejala, namun penularannya lebih cepat yaitu hampir lima kali lipat dan dapat "menyelinap" menghindari antibodi yang terbentuk.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini