Sayangnya segudang pelatihan dan prestasi yang diraih Luhut tidak bisa menghantarkannya sebagai orang nomor satu di Kopassus.
"Saya mungkin perwira paling banyak mengikuti pendidikan di pasukan khusus. Ga ada seperti saya kualifikasinya. Tapi saya kan ga pernah mencapai puncak perjalanan karier saya di Kopassus," kata Luhut dalam sebuah wawancara.
Tidak hanya di Kopassus, di TNI secara umum karier Luhut mulai suram ketika Jenderal Benny Moerdani tidak lagi menjadi Panglima ABRI.
Saat itu muncul istilah De-Benny-isasi, kebijakan yang menyingkirkan para perwira yang dianggap sebagai pengikut Benny Moerdani. Luhut salah satunya yang terkena kebijakan itu. Ia memang dekat dengan Benny Moerdani.
Luhut hanya sekali memegang jabatan teritorial yaitu sebagai Komandan Korem 081/Dhirotsaha Jaya, Madiun, Jawa Timur. Sebagai Danrem, ia meraih Prestasi Sebagai Komandan Korem Terbaik Di Indonesia tahun 1995.
Luhut tak pernah menjadi Pangdam atau jabatan berkelas lain seperti Danjen Kopassus, Pangkostrad dan KSAD. Jabatan terakhirnya di milter adalah sebagai Komandan Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat (Kodiklat TNI AD).
"Tapi saya terima itu dengan besar hati. Tidak jadi Danjen Kopassus, tidak jadi Kasdam atau Pangdam. Bagi saya itu harus bayar sebagai akibat kesetiaan yang tegak lurus dan saya bangga mampu menjalankan nilai-nilai yang diturunkan oleh Pak Benny kepada saya,” tulis Luhut di akun Facebook nya.