SuaraLampung.id - Revitalisasi galeri sejarah dan museum mini Klinik Santa Maria di Kota Metro, Provinsi Lampung, telah selesai dilakukan di minggu ketiga Januari 2022.
Suster Ciko dari Santa Maria menjelaskan proses pengerjaan galeri dan museum mini ini dilakukan sejak awal tahun 2022, sementara risetnya sendiri telah dilakukan sejak tahun 2021.
"Berkat gotong-royong dan dukungan berbagai kalangan pengerjaanya menjadi cepat dan terasa ringan," jelasnya melalui siaran pers, Kamis (20/1/2022).
Galeri sejarah dan museum mini Klinik Santa Maria menampilkan sejarah perkembangan penyebaran Katolik di Lampung serta Metro dan berdirinya Rumah Sakit St.Elisabeth pada 1938 yang belakangan berganti nama menjadi Rumah Sakit Santa Maria hingga kini.
Baca Juga:Uang Perusahaan Dihabisi untuk Main Judi Online, Pria Ini Nekat Bohongi Polisi Jadi Korban Begal
Klinik Santa Maria Metro sendiri saat ini telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya pada pertengahan tahun 2021 lalu.
Dukungan Berbagai Kalangan
Ancilla Hernani dari Sahabat Santa Maria menjelaskan pendanaan pengerjaan galeri sejarah ini berdiri atas donasi publik dari berbagai kalangan.
"Menariknya donasi berasal dari berbagai kalangan dan latar belakang agama serta profesi,ini mencerminkan jiwa bangsa Indonesia dengan budaya gotong-royong," jelasnya.
Selain individu sejumlah organisasi seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Metro dan Pusat Kajian Kebijakan Publik dan Hak Asasi Manusia (PKKPHAM)FH Universitas Lampung juga turut mendukung.
Baca Juga:Biaya Turun, Kemenag Lampung Dorong UMK Buat Sertifikasi Halal
Museum mini Santa Maria sendiri selain menampilkan alat-alat kesehatan sejak zaman dahulu juga sepeda antik yang digunakan oleh Suster Ludana asal Belanda pada tahun 1937 saat bertugas di Metro.
Pegiat Komunitas Onthel Tutut Zatmiko mengatakan jenis sepeda tersebut adalah Een Burgers Deventer, The real Priestterrijwer, sepeda langka yang keluar pada tahun 1924.
"Sepeda ini dibuat khusus untuk para pastur yang berjubah terlihat dari model besinya ini, jenis ini sudah langka,"jelasnya.
Galeri dan Museum mini ini akan dibuka untuk publik pada bulan Februari 2022.
Ketua IDI Metro dr.Agung berharap peresmian galeri dan museum mini akan dihadiri unsur pemerintahan dari pusat hingga ke daerah.
"Kami bersama sedang upayakan agar kehadiran galeri dan museum ini bisa didukung tak hanya oleh warga tapi juga oleh kalangan pemerintah, Bu Wagub Chusnunia juga berkenan hadir di peresmian," jelasnya.
Agung juga berharap wisata heritage yang dikembangkan di Metro dapat berdampingan dengan wisata kesehatan.
"Kebetulan tiga dari empat cagar budaya yang ada di Metro semuanya berkaitan dengan kesehatan seperti Santa Maria, Health Centre dan Rumah dokter yang kini menjadi Rumah Informasi Sejarah,"jelasnya.
Selain pembukaan galeri rencananya juga akan dimeriahkan dengan pameran sketsa oleh pelukis sketsa Metro Evit Setiawan dan berbagai pameran lainnya seperti kopi,buku dan t-shirt dari berbagai komunitas.
Kabid Kebudayaan Disdikbud Metro Seprita mengatakan kehadiran galeri dan museum mini ini diharapkan akan dapat meningkatkan literasi warga dan kecintaan terhadap cagar budaya.
"Hadirnya galeri sejarah dan mini museum ini sejalan dengan semangat kota literasi yang juga digalakkan di Metro,"pungkasnya.