Komentari Pernyataan 'Semua Agama Sama', MUI Sumbar: Korsleting Nalar

Pernyataan Panglima Kostrad (Pangkostrad) Letjen TNI Dudung Abdurachman yang mengatakan 'semua agama itu benar di mata Tuhan' di depan anak buahnya masih saja ramai.

Muhammad Taufiq
Minggu, 19 September 2021 | 11:54 WIB
Komentari Pernyataan 'Semua Agama Sama', MUI Sumbar: Korsleting Nalar
Komentar Buya Gusrizal di Facebook. [Dok.Istimewaa]

SuaraLampung.id - Pernyataan Panglima Kostrad (Pangkostrad) Letjen TNI Dudung Abdurachman yang mengatakan 'semua agama itu benar di mata Tuhan' di depan anak buahnya masih saja ramai.

Ada yang mengkritik dan menyayangkan pernyataan tersebut, namun banyak juga yang menganggapnya biasa saja. PBNU dan sejumlah politisi di Senayan menilai tidak ada yang perlu dipersoalkan dengan pernyataan itu.

Namun berbeda dengan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat (Sumbar) Buya Gusrizal Gazahara. Ia justru memberikan respons keras. Namun Buya Gusrizal tidak menyentil soal individunya, melainkan hanya menyangkut pernyataan itu semata.

Baru-baru ini, Buya Gusrizal menulis sebuah ulasan di akun Facebook resminya, @Buya Gusrizal yang dikutip SuaraSumbar.id, Jumat (17/9/2021). Di situ, Buya menyebut pernyataan semua agama benar adalah pandangan sesat.

Baca Juga:Pernyataan Letjen Dudung Dikecam MUI, Buya Gusrizal: Dia Mengalami Korsleting Nalar

Bahkan, lebih parah dibandingkan kesesatan tokoh kaum musryik yang pernah mengajak Rasullullah bergantian menyembah Tuhan-nya. Berikut ulasan lengkap Buya Gusrizal di akun medsosnya, seperti dikutip dari suara.com:

"Semua Agama Benar, Menurut Manusia Tak Beragama"

Pernyataan semua agama benar, hanyalah pantulan dari pernyataan lama "agama hanyalah candu dan buah dari khayalan".
Ia hadir dengan style baru yang hanya berganti bungkusan.

Tujuan akhirnya tetaplah satu yaitu "tak usah beragama", walaupun diawali dengan narasi rayuan syaithan, "jangan fanatik dalam beragama".

Kalau dia mau mengatakan meyakini semuanya benar, berarti ia telah mengalami korsleting nalar pada jaringan tegangan tinggi sehingga membuat padam seluruh daya penggerak tangkapan maklumat yang akan diolah akal fikirannya.

Baca Juga:Rais Syuriah PBNU: Arahan Pangkostrad soal Agama dan Fanatisme Berlebihan Sudah Tepat

Bahkan kaum musyrikin Makkah saja dalam kekufuran mereka, tidak mau meyakini kebenaran selain agama mereka.
Mereka hanya mau berganti sembahan bergilir tahun, tak lebih hanya demi menghentikan dakwah Islamiyyah.

Kalau diamati secara mendalam, pernyataan "semua agama benar" lebih dahsyat kesesatannya dibandingkan tokoh-tokoh kaum musyrikin Makkah (al-Walid Ibn al-Mughirah CS) yang mengajak Nabi saw bersama-sama menyembah tuhan mereka dengan bergiliran tahun, yang akhirnya dijawab oleh Allah swt dengan turunnya surat Al-Kafirun !

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini