2 Jenderal Ini Dianggap Tak Layak Jadi Panglima TNI, Salim Said: Jangan Sampai Terulang

Salim Said mengatakan, mekanisme pemilihan Panglima TNI berubah sejak era reformasi.

Wakos Reza Gautama
Kamis, 09 September 2021 | 12:19 WIB
2 Jenderal Ini Dianggap Tak Layak Jadi Panglima TNI, Salim Said: Jangan Sampai Terulang
Ilustrasi Salim Said. Salim Said ungkap dua jenderal yang tidak layak jadi Panglima TNI. [suara.com/Nikolaus Tolen]

SuaraLampung.id - Bursa calon Panglima TNI ramai dibicarakan menjelang masa pensiun Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan pensiun pada November 2021. Artinya sebentar lagi akan ada pengganti Hadi sebagai Panglima TNI

Melihat rekam jejak dan persyaratan, ada tiga jenderal yang masuk bursa calon Panglima TNI. Tiga jenderal itu merupakan kepala staf angkatan dari masing-masing matra TNI

Ada KSAD Jenderal Andika Perkasa, KSAL Laksamana Yudo Margono dan KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo.

Baca Juga:Mayjen Kunto: Food Estate Immune Booster Sebagai Ketahanan Pangan

Jelang pergantian Panglima TNI, politisi DPR RI sudah mulai memberikan rekomendasi pada calon tertentu. Sebut saja politisi PDIP Effendi Simbolon yang menyatakan bahwa Jenderal Andika Perkasa lah yang akan menjadi Panglima TNI. 

Sementara Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga kini belum membuat keputusan apapun mengenai siapa Panglima TNI selanjutnya pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto. 

KASAD Jenderal Andika Perkasa [Foto: Hops.id]
KASAD Jenderal Andika Perkasa [Foto: Hops.id]

Menanggapi hal ini pengamat militer Salim Said meminta agar keputusan pengangkatan Panglima TNI diserahkan sepenuhnya ke presiden. 

"Ini kaya pemilihan umum. Biarkanlah aja presiden yang milih ini kan hak prerogatif beliau. Kok jadi rame mau pemilihan Panglima. Biar itu urusan presiden," kata Salim Said dikutip dari YouTube TV One.

Salim Said mengatakan, mekanisme pemilihan Panglima TNI berubah sejak era reformasi. 

Baca Juga:Gagal Tes Masuk TNI, Pemuda Menangis Tak Sanggup Pulang Temui Orang Tua

"Kenapa? Karena dulu sembarang orang bisa jadi Panglima (TNI). Banyak yang tidak memenuhi syarat," kata Salim.

Salim Said menyebut nama Jenderal (purn) M Jusuf yang pernah menjadi Panglima TNI di masa Orde Baru. Menurut Salim, M Jusuf hanya pernah menjadi Panglima Kodam kecil di Makassar.

"Ditarik ke Jakarta jadi Menteri Perdagangan. Naik naik naik akhirnya jadi Panglima TNI," katanya. 

Begitu juga dengan pengganti M Jusuf sebagai Panglima TNI yaitu Jenderal Benny Moerdani.

"Pak Benny Moerdani itu paling tinggi pangkat militernya cuma Mayor komandan Batalyon RPKAD lalu sudah itu keluar dari kegiatan militer aktif. Naik naik naik jadi Panglima ABRI. Itu yang tidak boleh terulang,"jelas Salim.  

Bahkan ketika Presiden Soeharto mengangkat Jenderal Benny Moerdani sebagai Panglima ABRI, Jenderal Soemitro pernah protes ke Presiden Soeharto.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini