Berlayar dari Bandar Lampung ke Pulau Enggano, KM EMJ Tujuh Sudah Seminggu Hilang Kontak

KM EMJ Tujuh membawa anak buah kapal (ABK) asal Lampung dan Bali dengan kapten Obaja warga Filipina.

Wakos Reza Gautama
Kamis, 19 Agustus 2021 | 10:08 WIB
Berlayar dari Bandar Lampung ke Pulau Enggano, KM EMJ Tujuh Sudah Seminggu Hilang Kontak
KM EMJ Tujuh hilang kontak setelah berlayar dari Bandar Lampung menuju Pulau Enggano. [Lampungpro.co]

SuaraLampung.id - Kapal Nelayah KM EMJ Tujuh yang berlayar dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Lempasing Bandar Lampung menuju Pulau Enggano, hilang kontak sejak Rabu (11/8/2021). 

KM EMJ Tujuh membawa anak buah kapal (ABK) asal Lampung dan Bali dengan kapten Obaja warga Filipina.

Hingga Kamis (19/8/2021), keberadaan Kapal Nelayan EMJ Tujuh belum ditemukan.

Menurut informasi, selain KM EMJ Tujuh, dari Lempasing juga berangkat KM Mayo Jaya menuju Pulau Enggano. Namun hanya KM EMJ Tujuh yang tak sampai Enggano.  

Baca Juga:Penyekatan Jalan di Bandar Lampung Tuai Keluhan Warga, Ini Jawaban Wali Kota Eva Dwiana

Kepala Basarnas Lampung, Jumaril mengatakan hingga kini status KM EMJ Tujuh masih berstatus dalam pencarian dan hilang kontak (lost contact).

"Saat ini masih lakukan upaya-upaya pencatian. Kapal ini berangkat dari Lempasing pada 11 Agustus 2021 lalu sekitar pukul 08.30 WIB tujuan Pulau Enggano," kata Jumaril kepada Lampungpro.co--media jaringan Suara.com, Kamis (19/8/2021). 

Pada Kamis (12/8/2021), kapal tersebut mulai hilang dari vessel monitoring system (VMS).

"Upaya pencarian awal sebenarnya sudah dilakukan pemilik kapal sejak pertama hilang kontak menggunakan dua kapal. Namun belum ditemukan, sehingga dilaporkan ke Basarnas pada 16 Agustus 2021. Kami sudah berupaya mencari dengan mengerahkan KN SAR Basudewa, namun belum ditemukan," kata Jumaril. 

Kendala pencarian di perairan barat Lampung hingga Samudera Hindia cukup berat.

Baca Juga:Gelapkan Gaji Pegawai, Mantan Bendahara BPBD Bandar Lampung Ditahan

Ketinggian gelombang rata-rata hingga 4 meter, bahkan bisa mencapai 6 meter.

Kesulitan lainnya, kata Jumaril, interval waktu antara kejadian dari 11 Agustus 2021 hingga dilaporkan pada 16 Januari 2021, terlalu lama.

Sehingga, pergeseran kapal dengan arah arah dan kecepatan arus sudah menjauh dari Sumatera dan mengarah ke Samudera Hindia. 

"Alat utama kami kesulitan untuk menjangkau prediksi lokasi hanyutnya kapal karena diprediksi sudah cukup jauh. Upaya lain, hari ini kami bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan menerbangkan pesawat surveilance untuk pencarian udara. Mudah-mudahan dengan survei udara memudahkan mendeteksi keberadaan kapal," kata Jumaril.  

Selain itu, pihaknya melakukan e-broadcast dengan Basarnas Pusat dengan cara kirim pesan kepada kapal-kapal yang melintasi di areal tersebut untuk memberikan informasi dan pertolongan bila melihat KM EMJ Tujuh. Pesan ini dikirim melalui sistem khusus dan langsung diterima kapal-kapal besar. 

Pihaknya juga melakukan pemetaan melalui vessel traffic services (VTS) Panjang dan mengumumkan kepada kapal-kapal yang melintas.

"Jika ada tanda-tanda keberadaan tersebut dimohon memberikan informasi dan pertolongan. Kami juga berkoordinasi dengan teman-teman di Taman Nasional Tambling dan potensi SAR di Pesisir Barat untuk memonitor keberadaan kapal tersebut," kata dia. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini