Deputi Penindakan KPK 'Digerebek' Wartawan LSM saat Temui Pengusaha

Deputi Penindakan KPK Karyoto tepergok sejumlah orang mengaku wartawan, kala diduga bertemu pengusaha

Wakos Reza Gautama
Senin, 21 Juni 2021 | 09:46 WIB
Deputi Penindakan KPK 'Digerebek' Wartawan LSM saat Temui Pengusaha
Gedung KPK merah putih di Jakarta. eputi Penindakan KPK Karyoto pernah 'digerebek' wartawan' saat temui pengusaha. [Antara]

SuaraLampung.id - Sengkarut di tubuh Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK satu per satu terbongkar. Salah satunya adalah saat Deputi Penindakan KPK Karyoto digerebek wartawan saat menemui seorang pengusaha. 

Deputi Penindakan KPK Karyoto tepergok sejumlah orang mengaku wartawan, kala diduga bertemu pengusaha di kompleks perumahan Patraland, Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis 21 Januari 2021.

Dia diduga menemui seorang pengusaha untuk membicarakan kasus hukum. Karyoto diduga kerap menemui pihak yang sedang berperkara.

Menurut sumber IndonesiaLeaks, peristiwa 'penggerebekan' itu diduga juga dipakai untuk ‘mengunci’ atau membuat Karyoto tak lagi garang di KPK.

Baca Juga:Film Nussa Disebut Promosi Taliban, Febri Diansyah: Isu Murahan Ini Pernah Serang KPK

Berdasarkan kronologi yang diperoleh IndonesiaLeaks, peristiwa itu terjadi pukul 17.31 WIB. Saat itu, terdapat mobil Toyota Rush berwarna putih bernomor polisi B 15XX RFH.

Di dalam mobil terdapat empat penumpang, salah satunya bernama Roberto Lumban Siantar dengan identitas lain David Robby.

Awalnya, keempat orang itu mengaku ingin berkunjung ke salah satu rumah di kompleks Pertaland. Tapi, mereka kemudian memutar setir menuju lokasi pertemuan Karyoto yang berada di Taman Patra III-8A.

Menurut sumber IndonesiaLeaks, mereka memotret dan merekam pertemuan yang dihadiri Karyoto.

Tak lama, terjadi keributan. Penumpang mobil kemudian diamankan satpam. Dua jam setelah peristiwa itu, sekitar pukul 19.00 WIB, sejumlah polisi datang.

Baca Juga:Banyak Dikeluhkan, Novel Baswedan Ungkap Sosok Pimpinan KPK yang Paling Mendominasi

Saat dimintakan keterangan, keempat orang itu mengaku wartawan media Siasat Kota dan bekerja di Lembaga Swadaya Masyarakat Rakyat Indonesia Berdaya.

Namun, polisi tidak melakukan penangkapan. Keempatnya dibiarkan pergi setelah meminta maaf.

“Kejadian itu banyak yang dengar, termasuk di KPK,” kata sumber IndonesiaLeaks, Kamis (17/6).

Akibat peristiwa tersebut, sumber IndonesiaLeaks mengakui Karyoto mulai tak bersemangat untuk membokar kasus-kasus korupsi besar.

Menurut sumber IndonesiaLeaks, sebelum ada peristiwa itu, Karyoto adalah orang yang selalu memberikan persetujuan untuk penindakan kasus korupsi.

Bahkan, Karyoto tak segan-segan beradu argumen dengan pemimpin KPK terkait kasus yang sedang ditangani.

“Dia enggak mau ambil risiko,” kata sumber IndonesiaLeaks.

Sumber lain Indonesialeaks di KPK juga menceritakan kejadian serupa tentang perubahan sikap Karyoto setelah peristiwa penggerebekan. Misalnya, pada pengembangan kasus bantuan sosial covid-19, yang menjerat eks Menteri Sosial Juliari Batubara.

Saat itu, Karyoto menantang tim satgas untuk menjerat tersangka lain dalam kasus bansos. Satgas kemudian mengajukan surat pengeledahan kepada pimpinan dan Deputi Penindakan Karyoto, akhir Desember 2020.

Namun hasilnya, beberapa tempat yang hendak digeledah, dicoret dari daftar. Bahkan berkas permohonan penggeledahan tak kunjung disetujui Karyoto. Akibatnya, pengembangan kasus bansos terbengkalai.

Sumber IndonesiaLeaks menduga itu terjadi karena praktik jual beli kasus yang terjadi di KPK. Meski tidak menyebutkan secara spesifik, ia mengaku kejadian ini tak terlepas dari bocornya kasus-kasus yang ditangani KPK.

Selain itu, Karyoto juga dikabarkan sering menghadap Firli Bahuri di ruangannya, saat KPK menangani kasus bansos.

“Seharusnya akhir April ada ekspose kasus dan penetapan tersangka. Tapi tidak tahu lagi perkembanganya,” kata dia.

IndonesiaLeaks berusaha mengonfirmasi Karyoto tenang semua itu melalui telepon, WhatsApp, dan mengirimkan surat ke rumahnya di kompleks Polri Pondok Karya Blok I, Mampang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

Namun, Karyoto dikabarkan berada di Yogyakarta. Surat hanya diterima oleh perempuan yang mengaku sebagai pekerja rumah tangganya.

Ketika ditemui tim IndonesiaLeaks di rumahnya, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (19/6) malam, Karyoto menolak untuk berkomentar.

“Tinggalkan tempat!” perintah Karyoto kepada anggota tim IndonesiaLeaks menghampirinya yang baru turun dari mobil.

“Saya mau kasih surat (permintaan wawancara berikut daftar pertanyaan),” jawab tim IndonesiaLeaks.

Tapi, Karyoto berkukuh tidak mau memberikan pernyataan.

“Kamu tinggalkan tempat! Saya tidak tahu apa yang kamu tanya. Saya tidak akan menjawab. Saya tidak bisa menjawab, harus seizin pimpinan. Itupun, kalau untuk pers, hanya di konferensi pers.”

“Surat ini tidak perlu?” tanya tim IndonesiaLeaks.

“Tidak usah!” kata Karyoto.

Sementara Redaktur Pelaksana media Siasat Kota, Jenri Sitanggang, mengakui David Robby adalah rekan sekerja.

“Dia adalah wakil pimpinan redaksi,” kata Jenri saat ditemui di kantornya, Jumat (18/6).

Jenri mengakui, keberadaan David di lokasi pertemuan Karyoto adalah di luar sepengetahuannya.

Ia mengungkapkan, David kekinian dikabarkan ditangkap aparat kepolisian.

 “Saya tidak tahu, kami hanya tahu dia masalah narkoba,” kata Jenri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini