Oknum ASN Punya Senpi Ilegal Ditangkap, Berdalih untuk Jaga Diri

Oknum ASN tersebut diamankan lantaran kepemilikan senjata api atau senpi ilegal.

Eko Faizin
Jum'at, 19 Maret 2021 | 21:24 WIB
Oknum ASN Punya Senpi Ilegal Ditangkap, Berdalih untuk Jaga Diri
Ilustrasi senjata api. [dok. polisi]

SuaraLampung.id - Seorang oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) diamankan jajaran Polres Rejang Lebong, Bengkulu. Oknum ASN tersebut diamankan lantaran kepemilikan senjata api atau senpi ilegal.

Tersangka bertugas di salah satu kantor kecamatan di wilayah itu ialah FN (30), warga Kelurahan Dusun Curup, Kecamatan Curup Utara.

Kapolres Rejang Lebong AKBP Puji Prayitno melalui Kasat Reskrim AKP Rahmat Hadi mengatakan bahwa oknum tersebut ditangkap pada Kamis (18/3) pagi.

Penangkapan dilakukan personel Intel Kodim 0409 Rejang Lebong dan tidak berapa lama kemudian diserahkan kepada petugas Satreskrim Polres Rejang Lebong.

"Kronologis kejadian tersebut, bermula saat oknum PNS ini terlibat cekcok dengan istrinya dan setelah itu oleh warga di sekitar rumah tersangka terdengar suara letusan senjata api di belakang rumahnya. Oleh warga ini kemudian dilaporkan kepada anggota Kodim 0409 Rejang Lebong," kata dia dikutip dari Antara, Jumat (19/3/2021).

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa petugas Intel Kodim 0409/Rejang Lebong yang menerima laporan ini selanjutnya mendatangi rumah tersangka dan mengamankan FN berikut satu pucuk senpi rakitan berisikan tiga butir amunisi aktif kaliber 9 milimeter sedangkan satu butirnya sudah ditembakkan.

Oknum ASN ini setelah dibawa ke Makodim 0409/Rejang Lebong kemudian diserahkan kepada pihaknya untuk penyidikan lebih lanjut.

Dari pengakuan tersangka, diketahui senjata api rakitan laras pendek jenis revolver ini telah belinya tiga tahun lalu dari seseorang seharga Rp 1,5 juta dan digunakannya untuk menjaga diri.

Atas perbuatannya ini FN dijerat dengan pasal 1 ayat (1) UU Darurat No.12/1951, dengan ancaman pidana berupa hukuman mati atau hukuman penjara seumur hidup atau hukuman penjara sementara setinggi-tingginya dua puluh tahun. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini