- Penerimaan Bea Cukai Lampung melampaui target hingga 208,65%
- Bea keluar dari CPO menjadi penyumbang terbesar penerimaan
- Kopi dan CPO dominan dalam ekspor Lampung
SuaraLampung.id - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Sumatera Bagian Barat sukses mencetak rekor fantastis di Provinsi Lampung.
Hingga triwulan III tahun 2025, penerimaan kepabeanan dan cukai melonjak drastis mencapai Rp1,76 triliun. Angka ini bukan hanya sekadar melampaui target, tapi meroket hingga 208,65% dari target awal Rp842,22 miliar. Bandingkan dengan tahun sebelumnya, peningkatannya mencapai 171,94%.
"Ini adalah pencapaian luar biasa yang menunjukkan geliat ekonomi Lampung," ujar Kepala Bagian Umum DJBC Sumatera Bagian Barat,Wahyudi Arianto, Sabtu (1/11/2025).
Lalu, dari mana saja pundi-pundi triliunan ini berasal?
1. Bea Masuk: Sedikit Melambat, Tapi Tetap Milyaran
Realisasi bea masuk tercatat sebesar Rp227,11 miliar. Memang ada sedikit perlambatan sebesar 41,33% dibandingkan tahun lalu, terutama karena penurunan importasi gula dan beras. Tapi jangan salah, angka ini tetap signifikan!
2. Cukai: Naik Daun Berkat Denda dan Pita Rokok
Penerimaan cukai menunjukkan performa positif dengan realisasi Rp14,2 miliar, melonjak 43,03% dari tahun ke tahun. Kenaikan ini didorong oleh besarnya denda administrasi cukai dari "ultimum remedium" (penyelesaian kasus di luar pengadilan) serta pemesanan pita cukai hasil tembakau (CK-1) yang meningkat.
3. Bea Keluar: Sang Raja Penerimaan, Digerakkan CPO
Ini dia bintangnya! Realisasi bea keluar mencatat angka yang luar biasa, mencapai Rp1,51 triliun! Angka ini tumbuh fantastis sebesar 507,11% dari tahun ke tahun. Apa rahasianya? Peningkatan harga minyak kelapa sawit (CPO) di pasar global menjadi motor utama penggerak penerimaan ini.
4. Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI): Ikut Sumbang Triliunan
Selain bea masuk dan bea keluar, Bea Cukai juga turut mengelola Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI) yang menyumbang Rp1,26 triliun. Angka ini berasal dari PPh Pasal 22 Impor sebesar Rp303,35 miliar dan PPN Impor Rp840,17 miliar.
Wahyudi juga membeberkan lima komoditas devisa ekspor terbesar Lampung:
Baca Juga: Jelang Nataru 2025/2026, Polres Lamsel Pantau Ketat Pelabuhan Bakauheni
- Kopi: Melonjak 155,09%! Minuman favorit ini memang jagoan ekspor Lampung.
- Minyak Mentah Kelapa Sawit (CPO) dan Minyak Mentah Inti Kelapa Sawit: Naik 41,21%. Tak heran bea keluar melesat
- Minyak Goreng Kelapa Sawit: Tumbuh 29,20%.
- Batu Bara: Sayangnya sedikit menurun -19,44%.
Sementara itu, untuk devisa impor Lampung yang paling signifikan adalah:
- Minyak Bumi: Naik 16,04%.
- Gula Pasir: Menurun -55,37%.
- Kendaraan Perang: Melonjak 100%! Wah, ada apa ini? Ternyata karena adanya kegiatan latihan tempur bersama.
- Sapi Potong: Menurun -14,89%.
- Pupuk Buatan Tunggal Hara Makro Primer: Naik 79,66%.
(ANTARA)
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
BGN Siapkan Sanksi Finansial bagi SPPG yang Abaikan Standar Dapur MBG
-
BGN Ingatkan Mitra dan Yayasan Tingkatkan Kepedulian terhadap Sekolah Penerima MBG
-
Pasokan Pangan MBG Diperkuat dari Desa, BGN Gandeng Masyarakat dan UMKM
-
Dapur MBG Wajib Penuhi SOP, BGN Siap Evaluasi dan Sesuaikan Insentif Fasilitas
-
BGN Tegaskan Kewajiban Kepemilikan SLHS sebagai Syarat Operasional SPPG