Wakos Reza Gautama
Sabtu, 01 November 2025 | 16:00 WIB
Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kemenkeu Lampung Purwadhi Adhiputranto menyebut kinerja APBN Lampung tumbuh positif hingga triwulan III 2025. [ANTARA]
Baca 10 detik
  • Kinerja APBN Lampung tumbuh positif hingga triwulan III 2025
  • Penerimaan negara meningkat pesat berkat bea keluar
  • Defisit anggaran Lampung menyempit dan lebih terkendali

SuaraLampung.id - Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Regional Lampung hingga triwulan III 2025 menunjukkan tren pertumbuhan yang sangat positif.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan Lampung, Purwadhi Adhiputranto, mengungkapkan bahwa capaian ini didorong oleh lonjakan signifikan pada bea keluar dan pengelolaan belanja yang lebih efisien.

"Sampai 30 September 2025, APBN di Lampung melanjutkan tren kinerja yang cemerlang. Penerimaan negara melaju kencang, terutama berkat ledakan bea keluar!" ujar Purwadhi, Sabtu (1/11/2025).

Total pendapatan negara yang berhasil dikumpulkan mencapai Rp7,9 triliun, atau 71,68 persen dari target APBN sebesar Rp11,1 triliun. Angka ini melonjak 11,99 persen dibanding tahun sebelumnya.

Kenaikan ini tak lepas dari gemilangnya penerimaan perpajakan yang tumbuh 12,97 persen year-on-year dengan realisasi mencapai Rp6,7 triliun.

"Penerimaan perpajakan kita sangat perkasa, ditopang oleh pajak perdagangan internasional sebesar Rp1,7 triliun, naik fantastis 174,60 persen! Kontributor utamanya jelas dari bea keluar yang menyumbang Rp1,5 triliun," jelas Purwadhi.

Selain itu, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) lainnya juga ikut menyumbang Rp659 miliar (melampaui pagu Rp432 miliar), serta pendapatan Badan Layanan Umum (BLU) sebesar Rp620 miliar.

Di sisi belanja, realisasi belanja negara mencapai Rp23 triliun, atau 71,93 persen dari pagu Rp32,1 triliun. Meskipun demikian, Purwadhi mencatat adanya pergeseran prioritas.

"Kami melihat adanya perlambatan belanja pemerintah pusat dengan realisasi Rp5,7 triliun dari pagu Rp9,3 triliun," ungkapnya.

Baca Juga: Cengkih Lampung Selatan Aman! KLH Pastikan Bebas Radiasi Cesium-137

Perlambatan ini terutama terjadi pada belanja barang dan belanja modal yang masing-masing terkontraksi 38,77 persen dan 35,69 persen.

Transfer ke daerah juga sedikit terkontraksi 1,29 persen karena penurunan pada DAK fisik, insentif fiskal, dan dana desa.

Namun, kabar baiknya adalah penyaluran dana bagi hasil (DBH), dana alokasi umum (DAU), dan dana alokasi khusus (DAK) Non Fisik justru mencatat percepatan.

Hingga akhir September 2025, defisit anggaran regional Lampung tercatat sebesar Rp15,1 triliun. Angka ini menyempit 13,41 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Defisit yang lebih terkendali ini adalah cerminan optimalisasi penerimaan dan pengelolaan belanja negara yang jauh lebih efisien," kata Purwadhi.

"Strategi defisit ini membuktikan bahwa APBN kita tetap menjadi peredam gejolak ekonomi global, menjaga daya beli masyarakat di tengah ketidakpastian," tambahnya. (ANTARA)

Load More