- Gempa bumi terjadi di Kabupaten Tanggamus pada Jumat (26/9/2025) pukul 21:55 WIB
- Gempa berkekuatan magnitudo 4,5
- Sejauh ini belum ada laporan kerusakan dari warga walau getarannya sangat terasa di beberapa tempat
SuaraLampung.id - Gempa bumi terjadi di Kabupaten Tanggamus pada Jumat (26/9/2025) pukul 21:55 WIB berkekuatan magnitudo 4,5. Gempa dengan kedalaman hanya lima kilometer ini berpusat di darat, tepatnya 19 kilometer barat laut Tanggamus.
Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan episenter gempa berada pada koordinat 5,47 LS dan 104,51 BT.
Getaran kuat dirasakan di Kota Agung dan Limau dengan skala intensitas II-III MMI, di mana getaran nyata terasa di dalam rumah, seolah truk besar melintas.
Bahkan, di Semaka, intensitas gempa mencapai III-IV MMI, menyebabkan jendela dan pintu berderik, serta dinding berbunyi. Hingga kini belum ada laporan kerusakan signifikan.
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada akan gempa susulan, sebuah kewaspadaan yang seharusnya menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup di Indonesia.
Gempa Tanggamus hanyalah satu dari sekian banyak pengingat pahit tentang posisi Indonesia di "cincin api" Pasifik.
Data mengejutkan dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) seharusnya membuat kita merinding: sebanyak 150 juta penduduk Indonesia hidup di kawasan rawan gempa bumi.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, dengan gamblang menjelaskan akar masalahnya. Indonesia adalah titik pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia, menciptakan jalur subduksi sepanjang 7.000 kilometer dan lebih dari 3.000 kilometer jalur sesar aktif. Jalur-jalur inilah yang menjadi mesin pemicu gempa bumi yang tak terhindarkan.
"Berdasarkan catatan sejak tahun 2000, dari jumlah sebaran itu sekitar 250 ribu jiwa meninggal akibat gempa bumi," ungkap Wafid.
Baca Juga: Jembatan Gantung Tampang Muda Ditargetkan Selesai Akhir September, Akses Sekolah Kembali Normal
Pemerintah, melalui Badan Geologi, memang terus berupaya memperkuat mitigasi. Penyusunan peta rawan bencana gempa, tsunami, hingga tanah longsor menjadi acuan penting bagi pemerintah daerah.
Namun, Wafid memberikan penekanan krusial yang sering terabaikan: kesadaran masyarakat akan potensi bencana sangat penting.
"Indonesia adalah laboratorium alam bagi bencana geologi," tegasnya. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Jembatan Gantung Tampang Muda Ditargetkan Selesai Akhir September, Akses Sekolah Kembali Normal
-
Detik-Detik Penyelamatan Nenek Samiyem: Hilang Dua Hari, Ditemukan Hidup di Dasar Sumur 18 Meter!
-
Viral Jembatan Rusak Tanggamus: Anak Sekolah Bertaruh Nyawa, Ini Respons Pemprov
-
Gempa Lampung Utara Hari Ini: Getaran Terasa Hingga Kota Agung, Ada Potensi Susulan?
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
BRI Perkuat UMKM Lewat Program Pemberdayaan dan Inovasi Berkelanjutan
-
Diskon 3 Hari! Ratusan Produk Alfamart Turun Harga Mulai Rp7 Ribuan, Buruan Sebelum Habis
-
Rp1.294 Triliun Transaksi AgenBRILink Perkuat Ekonomi Kerakyatan BRI, Jangkau Sampai Wilayah 3T
-
Diskon Besar Super Indo! Kentang Goreng 1 Kilogram & Bakso Sapi Turun Jadi 30 Ribuan
-
Mau Hemat tapi Tetap Kenyang? Promo Paket HokBen Mulai Rp47 Ribu Hadir Lagi