- Kementan akan menerapkan smart farming di Lampung Selatan
- Lahan seluas 1.335 hektare menjadi proyek percontohan
- Lokasi pilot project pertama akan berpusat di Trimomukti Candipuro, Lampung Selatan
SuaraLampung.id - Kementerian Pertanian akan menerapkan konsep Smart Farming di Lampung Selatan. Lahan seluas 1.335 hektare menjadi proyek percontohan pertanian cerdas yang diklaim akan menjadi barometer nasional.
Tenaga Ahli Menteri Pertanian Hermansyah optimis Lampung akan menjadi provinsi percontohan penerapan smart farming bagi daerah-daerah lain di Indonesia.
Lokasi pilot project pertama akan berpusat di Trimomukti Candipuro, Lampung Selatan, sebuah titik yang diharapkan menjadi episentrum revolusi pertanian.
Salah satu pilar utama proyek ini adalah adopsi energi listrik secara masif. Kerjasama dengan PLN disebut-sebut telah terjalin untuk memastikan ketersediaan infrastruktur listrik, bahkan dengan klaim penggunaan teknologi solar cell yang menjanjikan "listrik tersedia tanpa kabel."
"Konsep pemanfaatan tenaga listrik ini menjadi satu hal yang fundamental untuk diterapkan," tegas Hermansyah, Senin (22/9/2025).
Ia memaparkan, traktor listrik, combine harvester listrik, hingga stasiun pengisian daya khusus kendaraan listrik akan menjadi pemandangan lumrah di sana. Klaim fantastis pun menyertai, biaya produksi bisa terpangkas hingga 70 persen.
Proyek ini tidak berhenti di Lampung Selatan. Hermansyah mengungkapkan rencana ekspansi paralel ke seluruh kabupaten di Lampung, dimulai dari Lampung Timur dan Lampung Tengah, dengan kapasitas masing-masing sekitar 1.000 hektare per kabupaten sebagai "demplot."
Skala yang ambisius ini memunculkan pertanyaan tentang kesiapan SDM, infrastruktur pendukung, dan keberlanjutan pasca-percontohan.
Yang lebih menarik, anggaran tidak hanya mengandalkan APBD. Pemerintah membuka pintu lebar bagi tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan mengundang investor dari China dan Rusia.
Baca Juga: Kementan Investasi Rp180 Miliar untuk Hilirisasi di Lampung
"Kami mencoba mengupayakan juga lewat tanggung jawab sosial perusahaan. Bahkan, mengundang investor, dari China dan Rusia," ungkap Hermansyah.
Selain pertanian cerdas, proyek ini juga merencanakan pembangunan agrowisata. Sebuah langkah diversifikasi yang kerap menjadi strategi di banyak proyek pertanian modern.
Keterlibatan universitas dari berbagai daerah untuk riset teknologi juga menjadi bagian dari rencana. Ini adalah langkah positif untuk memastikan inovasi berkelanjutan, namun tantangannya adalah bagaimana riset-riset tersebut bisa terintegrasi secara efektif dan menghasilkan solusi aplikatif di lapangan. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Kementan Investasi Rp180 Miliar untuk Hilirisasi di Lampung
-
Nelayan Pandeglang Ditemukan Mengambang di Perairan Sebesi
-
Bobrok! Ketua Kelompok Tani di Lampung Selatan Tilep Bantuan Sapi Ratusan Juta Rupiah
-
Misteri Mayat Tanpa Identitas Gegerkan Pantai Tanjung Selaki Lampung Selatan: Polisi Buru Petunjuk
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Terungkap! Modus Canggih Penyelundup Rokok Ilegal di Lampung
-
Ekonomi Lampung Tumbuh di Atas 5 Persen di Kuartal III 2025, Ini Penyebabnya
-
Miris! Wanita Dilecehkan saat Salat di Masjid Garuntang, Menteri PPPA Langsung Turun Tangan
-
5 Micellar Water Terbaik untuk Wanita Kantoran: Praktis, dan Nggak Bikin Ribet
-
Detik-Detik Ahmad Sahroni Lolos dari Kepungan Massa: 7 Jam Ngumpet di Bawah Wastafel