- Pemprov Lampung berupaya merealisasikan penerbangan langsung ke tanah suci untuk umrah dan haji dari Bandara Radin Inten II Lampung
- Rencana ini terganjal landasan pacu bandara yang hanya bisa digunakan pesawat berbadan sempit
- Dibutuhkan biaya sekitar Rp480 miliar untuk menaikkan kapasitas landasan pacu
SuaraLampung.id - Bagi ribuan jemaah asal Lampung, perjalanan spiritual ke Tanah Suci seringkali dimulai dengan perjalanan darat yang melelahkan menuju Jakarta atau Palembang.
Sebuah ironi, mengingat potensi besar Provinsi Lampung sebagai salah satu kantong jemaah umrah dan haji terbesar di Indonesia.
Pemerintah Provinsi Lampung, melalui Dinas Perhubungan, tak henti-hentinya menggaungkan ambisi untuk mewujudkan penerbangan umrah langsung dan embarkasi haji penuh dari Bandara Internasional Radin Inten II.
Sebuah mimpi yang indah, namun sayangnya, terbentur pada realitas keras: keterbatasan infrastruktur dan kompleksitas pembiayaan.
Bayangkan saja, lebih dari 23.000 jemaah umrah asal Lampung tercatat pada tahun 2023 saja, jauh melampaui ambang batas 18.000 jemaah per tahun yang disyaratkan untuk penerbangan langsung.
Potensi ini seharusnya menjadi magnet kuat bagi maskapai dan pengelola bandara. Kepala Dinas Perhubungan Lampung, Bambang Sumbogo, bahkan menyebutkan antusiasme maskapai seperti Nam Air. Keuntungan? Jelas.
Biaya perjalanan yang terpangkas signifikan, waktu tempuh yang lebih efisien, serta kenyamanan yang tak ternilai bagi para calon tamu Allah.
"Keuntungan penerbangan langsung, tentunya sangat signifikan dan akan memangkas biaya bagi jamaah. Mereka tidak perlu lagi terbang ke Jakarta atau mobilisasi ke Palembang," ujar Bambang dikutip dari Lampungpro.co--jaringan Suara.com.
Si Landasan Pacu yang Berkata 'Tidak'
Baca Juga: Bobrok! Ketua Kelompok Tani di Lampung Selatan Tilep Bantuan Sapi Ratusan Juta Rupiah
Namun, di balik optimisme tersebut, ada satu ganjalan besar yang membayangi: landasan pacu Bandara Radin Inten II.
Untuk melayani penerbangan umrah langsung, dibutuhkan pesawat berbadan lebar (wide-body) dengan kapasitas minimal 250 kursi. Pesawat-pesawat ini membutuhkan landasan pacu yang jauh lebih kokoh dari yang dimiliki Lampung saat ini.
Saat ini, nilai Pavement Classification Number (PCN) landasan Bandara Radin Inten II berada di angka 63. Angka ini hanya mampu menopang pesawat narrow-body atau berbadan sempit. Sementara itu, untuk pesawat berbadan lebar, dibutuhkan PCN sekitar 73-74.
Selisih 10-11 poin PCN ini bukan sekadar angka, melainkan representasi dari kebutuhan investasi fantastis. Menurut Bambang, untuk menaikkan nilai PCN ini, dibutuhkan biaya sekitar Rp480 miliar.
Di sinilah benang kusut anggaran mulai melilit. Sejak pengelolaan Bandara Radin Inten II dialihkan kepada PT Angkasa Pura II (BUMN), pendanaan dari APBN atau APBD untuk infrastruktur utama bandara menjadi tidak diperbolehkan.
Sebuah regulasi yang, di satu sisi, bertujuan menjaga akuntabilitas, namun di sisi lain, menjadi penghalang besar bagi pembangunan daerah yang strategis.
Berita Terkait
-
Bobrok! Ketua Kelompok Tani di Lampung Selatan Tilep Bantuan Sapi Ratusan Juta Rupiah
-
5 Fakta di Balik Dugaan Bullying SMAN 9 Bandar Lampung: Sekolah Bantah, Orang Tua Bersikukuh
-
5 Kabupaten di Lampung Diterjang Banjir, Apa Pelajaran yang Bisa Dipetik?
-
Detik-detik Mencekam di Ladang: Petani Sekampung Udik Dibacok Kawanan Begal, Motor Raib!
-
Sejumlah Daerah di Lampung Diterjang Banjir, Ini Respons Gubernur Mirza
Terpopuler
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Pulau Pisang di Pesisir Barat, Destinasi Sunyi dengan Ombak Favorit Peselancar
-
7 Pantai di Pesisir Barat Lampung yang Relatif Sepi dan Terasa Lebih Privat
-
Cuma Rp1-3 Juta untuk Liburan ke Pahawang, Rincian Biaya Hemat bagi Traveler
-
BGN Siapkan Sanksi Finansial bagi SPPG yang Abaikan Standar Dapur MBG
-
BGN Ingatkan Mitra dan Yayasan Tingkatkan Kepedulian terhadap Sekolah Penerima MBG