Wakos Reza Gautama
Senin, 21 Juli 2025 | 12:07 WIB
Ilustrasi seorang suami di Tumijajar, Tulang Bawang Barat, ditangkap karena merantai sang istri di rumah.

SuaraLampung.id - Dinding sebuah rumah di Tiyuh Gunung Menanti, Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulang Bawang Barat, menjadi saksi bisu horor penyiksaan yang berlangsung selama dua bulan.

Seorang suami berinisial ST (48) mengubah kediamannya menjadi penjara pribadi bagi istrinya sendiri, SI (48), dalam sebuah episode kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang luar biasa keji.

Mimpi buruk yang dialami SI akhirnya berakhir setelah aksi heroik sang anak dan keberaniannya untuk melapor. Kini, ST harus mempertanggungjawabkan perbuatan biadabnya di hadapan hukum.

Kisah penyiksaan ini mulai terkuak setelah SI berhasil meloloskan diri dari cengkeraman suaminya. Menurut penyelidikan Unit PPA Satreskrim Polres Tulang Bawang Barat, ST tidak hanya melakukan kekerasan fisik biasa.

Ia diduga kuat telah melakukan serangkaian tindakan brutal yang mengubah hidup istrinya menjadi neraka.
Kasat Reskrim Polres Tulang Bawang Barat Iptu Tosira membeberkan detail penyiksaan yang dialami korban.

Berdasarkan keterangan yang didapat, pelaku tega menyekap istrinya di dalam rumah, bahkan mengikat leher korban menggunakan rantai besi. Tak berhenti di situ, ST berulang kali memukuli istrinya menggunakan tangan kosong dan rantai yang sama.

"Korban akhirnya berhasil melarikan diri setelah diselamatkan oleh anaknya FR, dan kemudian mencari pertolongan kepada warga bernama SH dan RI, Korban lalu dibantu oleh aparatur tiyuh setempat untuk melapor Ke Polres Tulang Bawang Barat dugaan KDRT yang terjadi," ujar Iptu Tosira.

Laporan polisi yang dibuat pada 7 Juli 2025 menjadi tiket bagi tim kepolisian untuk memburu pelaku. Pelarian ST dari jerat hukum tidak berlangsung lama.

Pada Rabu, 16 Juli 2025, sekitar pukul 19.00 WIB, Tim Tekab 308 Presisi bersama Unit PPA Polres Tulang Bawang Barat menggerebek kediaman pelaku. Tanpa perlawanan berarti, ST berhasil diamankan dan langsung digelandang ke Mako Polres untuk pemeriksaan intensif.

Baca Juga: Korupsi Dana KB: Mantan Bendahara Dinas PPKB Tubaba Ditahan

Akibat siksaan yang dialaminya selama kurang lebih dua bulan, SI menderita luka-luka di sekujur tubuh, leher, dan wajah.

Namun, luka yang lebih dalam adalah trauma psikis dan ketakutan luar biasa yang membekas di jiwanya.
Berdasarkan alat bukti yang kuat dan hasil penyidikan, ST resmi ditetapkan sebagai tersangka. Ia dijerat dengan pasal berlapis tentang kekerasan fisik dalam rumah tangga.

"Tersangka dijerat dengan Pasal 44 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga," tegas Iptu Tosira.

Ancaman hukumannya pun tidak main-main, pelaku berpotensi mendekam di penjara paling lama 5 tahun atau membayar denda hingga Rp15 juta.

Load More