SuaraLampung.id - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Lampung, masih menunggu arahan terkait perubahan aturan dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) menjadi sistem penerimaan murid baru (SPMB).
Kabid SMK Disdikbud Lampung, Sunardi mengatakan ada perubahan signifikan dari skema jalur zonasi yang kini diubah menjadi jalur domisili.
"Jalur domisili lebih familiar di tengah masyarakat, karena menunjukkan tempat tinggal siswa secara langsung. Sebelumnya jalur zonasi minimal 50 persen, maka sekarang diturunkan menjadi minimal 30 persen agar lebih banyak siswa berprestasi yang bisa diterima," kata Sunardi dikutip dari Lampungpro.co--jaringan Suara.com, Rabu (5/2/2025).
Selain itu, menurut Sunardi, jalur prestasi nonakademik juga akan diperluas, dengan memberikan nilai yang lebih bagi Ketua OSIS SMP yang ingin melanjutkan ke SMA atau SMK.
Baca Juga: Honorer Lampung Selatan Geruduk KemenPANRB, Tuntut Status Penuh
Perubahan ini masih dalam tahap sosialisasi rancangan Peraturan Menteri (Permen) yang ditargetkan selesai pada Februari 2025.
"Setelah Permen ditandatangani, kami akan langsung tindaklanjuti dengan mengeluarkan surat edaran dan Peraturan Gubernur (Pergub) sebagai dasar pelaksanaannya," ujar Sunardi.
Sunardi menyebut, penerimaan siswa baru biasanya dilaksanakan pada akhir Juni, namun tiga bulan sebelum pelaksanaan penerimaan siswa didik baru, harus ada aturan yang sudah disosialisasikan ke semua pihak.
Ada pun perubahan skema penerimaan siswa berdasarkan jalur domisili yakni tingkat SD dari zonasi minimal 70 persen, menjadi domisili minimal 70 persen.
Lalu SMP dari zonasi minimal 50 persen, menjadi domisili minimal 40 persen. Kemudian SMA dari zonasi minimal 50 persen, domisili minimal 30 persen.
Baca Juga: Hujan dan Angin Kencang, Puluhan Rumah di Bandar Lampung dan Lampung Timur Rusak
Sementara pada jalur afirmasi tingkat SD dari 15 persen tetap pada 15 persen. SMP dari 15 persen menjadi 20 persen, serta SMA dari 15 persen menjadi 30 persen.
Kemudian pada jalur mutasi untuk SD dari maksimal 5 persen tetap maksimal 5 persen. Lalu SMP dari maksimal 5 persen tetap maksimal 5 persen, dan SMA dari maksimal 5 persen tetap maksimal 5 persen.
Terakhir, pada jalur prestasi untuk tingkat SD tidak ada presentase minimal, saat ini juga tidak ada. SMP awalnya sisa kuota sekarang menjadi minimal 25 persen, terakhir SMA yang awalnya tidak ada kuota sekarang menjadi minimal 30 persen.
Berita Terkait
-
Dikerubungi Anak SMA, Anies Diminta Tanda Tangan di Sepatu Bak Lionel Messi
-
Penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa Kembali di SMA: Solusi atau Langkah Mundur?
-
Kabar Baik, Pemerintah Arab Saudi Tahun Ini Tak Batasi Calon Jemaah Haji Lansia
-
Dilarang Sekolah, Bocah Perempuan Afghanistan Dipaksa Jadi Penenun Karpet
-
Potret Kopda Basar Jalani Rekonstruksi Kasus Penembakan 3 Anggota Polri
Terpopuler
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Robby Abbas Pernah Jual Artis Terkenal Senilai Rp400 Juta, Inisial TB dan Tinggal di Bali
- Profil Ditho Sitompul Anak Hotma Sitompul: Pendidikan, Karier, dan Keluarga
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- Ini Alasan Hotma Sitompul Dimakamkan dengan Upacara Militer
Pilihan
-
Jamaah Haji Indonesia Jadi Panutan, Disebut Paling Tertib di Dunia
-
LG Batalkan Investasi Baterai EV di Indonesia Senilai Rp130 Triliun
-
Warga Pilih Beli Emas Batangan, Penjualan Emas Perhiasan Turun di Pekanbaru
-
Harga Emas Antam Nggak Pernah Bosen Naik, Hari Ini Tembus Rp1.980.000/Gram
-
Perempuan Gratis Naik Transportasi Umum di Jakarta Hari Ini, dari LRT Hingga MRT
Terkini
-
Banjir Landa Bandar Lampung, 3 Warga Panjang Tewas Terseret Arus Deras
-
Ribuan Warga Lampung Bersatu untuk Palestina: Babang Tamvan Serukan Boikot Produk Israel
-
Truk Pengangkut Rongsokan Hantam Pelabuhan Bakauheni: Diduga Rem Blong
-
Cuaca Buruk di Bandara Radin Inten II, Lion Air Mendarat di Palembang
-
Konflik Satwa-Manusia di Lampung Mengerikan: 9 Nyawa Melayang