Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Jum'at, 06 Desember 2024 | 14:21 WIB
Sebanyak 4 gajah mati di TNWK sepanjang 2024. [ANTARA]

"Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kematian Gajah Buntung disebabkan karena sakit dan adanya perubahan morphologi yang tampak saat pemeriksaan sewaktu dilakukan nekropsi, meskipun hasil Laboratorium tidak menegaskan itu karena organ-organnya sudah lisis. Sakitnya karena adanya perubahan pada Hepar (hati), paru- paru dan limpa," kata dia.

Terakhir adalah gajah jinak bernama Rubado dengan jenis kelamin jantan yang ditemukan mati Minggu (1/12/2024) di ERU Braja Harjosari.

"Dari hasil nekropsi jaringan secara inspeksi atau pengamatan visual (makroskopis) dan palpasi (perabaan) ditemukan, pendarahan pada bagian anus, konjungtiva kemerahan," kata dia.

Kemudian, lanjut Sukatmoko, ditemukan pula krepitasi paru-paru positif namun berwarna kehitaman, sedangkan uji apung positif.

Baca Juga: Misteri Kematian Rubado: Gajah TN Way Kambas Kelima yang Mati di 2024

Cairan pada abdomen (jumlah sedikit) berwarna kemerahan, lobus hepar dengan tepi yang tumpul terdapat krepitasi pada bagian ventralnya.

"Kematian anak gajah ini diduga akibat shock hipovolemic saat kecacingan (Paramphistomum dan Hoook worm),"

Namun, lanjut dia, karena adanya respon radang dengan munculnya kemerahan pada saluran pencernaan, ptechie pada konjungtiva, dan juga usia gajah yang masih muda, maka perlu dilakukan juga pemeriksaan terhadap kemungkinan kejadian EEHV yang dapat menyebabkan kondisi hilangnya banyak cairan akibat terjadinya pendarahan.

"Untuk diagnosa banding kami, Rubado kemungkinan sakit hepatitis, helminthiasis EEHV. Namun diagnosa final menunggu hasil laboratorium selesai," kata dia. (ANTARA)

Baca Juga: Pagi Digembalakan di Savana, Sore Anak Gajah Ditemukan Mati di TNWK

Load More