Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Selasa, 02 April 2024 | 14:30 WIB
jalan rusak Desa Muara Gadingmas, Kecamatan Labuhan Maringgai, Lampung TImur. [Suaralampung.id/Agus Susanto]

Hal senada dilontarkan Jafar, warga Muara Gadingmas lain. Ia mengatakan sudah dua gubernur berjanji memperbaiki jalan tersebut saat kampanye namun tidak ada realisasinya. Artinya kata Jafar, jalan rusak hanya dijadikan alat kampanye semata.

"Dulu Pak Ridho (Ficardo) waktu pesta laut janji akan memperbaiki. Terus ganti Pak Arinal (Djunaidi), wakilnya Chusnunia juga pernah janji akan memperbaiki. Sampai saat ini mau pilkada lagi belum juga diperbaiki," kesal Jafar.

Padahal kata Jafar yang melintas bukan warga Lampung Timur saja melainkan dari Kota Metro, Lampung Tengah yang datang mengambil ikan di TPI. Artinya jalan ini kata dia, adalah akses sentral perekonomian besar.

"Apa harus viral dulu seperti di Lampung Tengah waktu itu, biar langsung di perbaiki. Buktinya waktu Lampung Tengah viral, Lampung Timur juga kecipratan pembangunan jalan," kata Jafar, Jumat (16/3/2024).

Baca Juga: Suami di Lampung Timur Tega Bacok Istri, Lalu Bunuh Diri Minum Racun

Tokoh masyarakat Kecamatan Labuhan Maringgai, Bayu Witara menduga kerusakan jalan di Desa Muara Gadingmas menuju TPI sengaja dibiarkan rusak karena akan dijadikan komoditas politik lima tahunan bagi para calon baik bupati ataupun gubernur.

"Dulu pak Ridho pernah berjanji akan memperbaiki jalan tersebut. Terus zaman pencalonan Bu Chusnunia sebagai Wagub dijanjikan juga, faktanya sampai sekarang masih rusak tambah parah,"kata Bayu Witara.

Dirinya yakin jalan rusak di Muara Gadingmas akan kembali jadi jualan para calon kepala daerah pada Pilkada tahun 2024 ini. Sebab suara nelayan yang ada di Labuhan Maringgai kata dia cukup besar lebih dari 4 ribu orang.

Seharusnya kata dia, wakil rakyat dari Lampung Timur yang duduk di DPRD Provinsi Lampung memperjuangkan kondisi jalan yang sudah 15 tahun lebih rusak.

Menurut keterangan Kepala Desa Muara Gadingmas, Wahyono jalan provinsi yang menuju pelelangan dari jalan lintas pantai timur itu memiliki panjang 1.500 meter. Jalan tersebut sering menjadi keluhan nelayan karena kondisi yang memprihatinkan.

Baca Juga: Polisi Selidiki Penemuan Kerangka Manusia di Lampung Timur

Ia mengatakan jalan itu belum tersentuh perbaikan sejak 1998. Di tahun 2022 kata Wahyono memang sempat ada perbaikan tapi hanya sepanjang 175 meter dengan bangunan jenis rapat beton. Sementara sisa 570 meter sampai sekarang sejak 1998 belum pernah tersentuh pembangunan.

Load More