SuaraLampung.id - Rektor pertama Universitas Lampung (Unila) Prof. Dr. Ir. H. Sitanala Arsyad meninggal dunia pada Jumat (22/9/2023) pukul 15.24 WIB di RS Siloam Bogor, Jawa Barat. Sitanala Arsyad wafat di usia 89 tahun.
Almarhum Sitanala Arsyad kini disemayamkan di kediaman Jalan Kedamain, Taman Malabar Nomor 3, Bogor. Rencananya besok pagi akan dimakamkan di kampung halamannya di Lampung Tengah.
"Insya Allah akan diberangkatkan ke Lampung menuju pemakaman keluarga di Desa Negara Bumi Ilir, Lampung Tengah, besok pagi 23 September 2023," kata Dosen Unila Admi Syarif dikutip dari Lampungpro.co--jaringan Suara.com.
Sitanala Arsyad merupakan ahli konservasi yang mendedikasikan hidupnya sebagai pendidik mengikuti jejak orang tuanya.
Karier Sitanala sebagai pendidik dimulai ketika ia menjadi asisten dosen (Asisten tingkat II) Ilmu Tanah di fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB). Setelah itu ia mendapatkan gelar sarjana pertanian baru pada 1961,
Sitanala Arsyad lalu melanjutkan pendidikan S-2 di Graduate School University of Georgia, Amerika Serikat. Pendidikan pascasarjana ini dituntaskan pada 1963.
Masih di universitas sama, dia melanjutkan pendidikan ke jenjang S-3 dan meraih titel philosophiae doctor (Ph.D.) pada 1965 dengan spesialisasi konservasi tanah.
Sepulang studi di Amerika Serikat, dia kembali ke alamaternya dan menjadi dosen konservasi tanah dan air.
Jenjang karier pria kelahiran 21 Maret 1934 di Gunungsugih, Lampung Tengah, terus meningkat di IPB. Namun tidak lantas membuat Sitanala menyia-nyiakan kesempatan mengabdi di tanah kelahirannya. Sitanala menjadi Rektor Unila periode 1973--1981.
Baca Juga: Harga Tembus Rp2,1 Miliar, KPK Lelang Emas Rampasan Eks Rektor Unila Karomani
Dia merintis dan meletakkan landasan pembangunan Kampus Unila di Gedung Meneng, Bandar Lampung. Selama itu pula (1976-1977), Sitanala ditugasi Gubernur Lampung untuk menjabat sebagai Ketua Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Lampung.
Usai menjabat Rektor Unila, Sitanala kembali ke almamaternya. Pada 1987, Sitanala diangkat menjadi Rektor IPB. Dia menjadi rektor selama dua masa jabatan, dalam rentang waktu 1987-1996.
Melengkapi jenjang kariernya yang panjang, pada 1998 Sitanala Arsyad diangkat menjadi Direktur South East Asia Regional Centre for Tropical Biology (SEAMEo Biotrop), sebuah lembaga penelitian, pelatihan, pertukaran sumber daya manusia, dan penyebaran informasi dalam bidang biologi tropis.
Pada 2004, Sitanala memasuki masa pensiun dari pegawai negeri sipil dan diangkat menjadi guru besar emeritus pada Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan fakultas Pertanian IPB. Meskipun pensiun, perhatian Sitanala terhadap dunia pendidikan masih sangat besar.
Berita Terkait
-
Harga Tembus Rp2,1 Miliar, KPK Lelang Emas Rampasan Eks Rektor Unila Karomani
-
11 Guru Besar Unila yang Baru Dikukuhkan, Ini Nama-namanya
-
Motif Asmara, Mahasiswa Ribut di Fakultas Pertanian Unila
-
Mantan Rektor Unila Karomani Dieksekusi ke Lapas Bandar Lampung
-
Divonis 10 Tahun Penjara Kasus Suap Penerimaan Mahasiswa Baru, Eks Rektor Unila Dijebloskan ke Lapas Bandar Lampung
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
-
Danantara 'Wajibkan' Menkeu Purbaya Ikut Rapat Masalah Utang Whoosh
-
Viral Biaya Tambahan QRIS Rp500: BI Melarang, Pelaku Bisa Di-Blacklist
-
Harga Minyak Dunia Merosot Imbas Stok AS Melonjak
-
Kiper Muda Rizki Nurfadilah Korban TPPO: Disiksa hingga Disuruh Nipu Orang China
Terkini
-
Badan Informasi Geospasial Berikan Penghargaan Bhumandala Award 2025 Kepada Pemkot Metro
-
Apresiasi Global, BRI Raih 3 Penghargaan di Asia Sustainability Reporting Awards 2025
-
BRI Konsisten Hadirkan Solusi Pembiayaan bagi UMKM melalui PRABU Expo 2025
-
Gajah Dona Mati di Taman Nasional Way Kambas
-
Holding Ultra Mikro BRI Terus Lakukan Business Process Reengineering untuk Tingkatkan Layanan