SuaraLampung.id - Pihak Rumah Sakit Umum Daerah Dr H Abdul Moeloek (RSUDAM) Lampung mulai mengambil langkah antisipasi menghadapi kasus gangguan ginjal akut pada anak.
Direktur RSUDAM dr Lukman Pura mengatakan, gangguan ginjal anak ini sebenarnya unknown origin atau tidak diketahui penyebabnya.
Ia mengatakan dengan adanya hal tersebut, maka pihaknya telah mulai mengatur langkah kesiapan untuk mengantisipasi adanya kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada anak.
"Sebagai langkah antisipasi sudah mulai dilakukan koordinasi dengan organisasi profesi, agar bila nantinya ada kasus dapat langsung ditangani," tambahnya.
Dia melanjutkan, langkah koordinasi tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi lebih awal kasus gagal ginjal akut pada anak di Lampung.
"Dari organisasi profesi bekerjasama dengan kami sudah menurunkan berbagai dokter ke lapangan, untuk melakukan edukasi kalau ada anak di bawah 17 tahun memiliki gejala khas seperti penurunan cepat dan tiba-tiba pada fungsi filtrasi ginjal untuk segera di bawa ke fasyankes," ucap dia.
Menurut dia, dengan adanya sinergi dalam melakukan deteksi dini kasus, maka penanganan kasus akan semakin cepat dilakukan.
"Di Lampung saat ini berdasarkan informasi yang diperoleh belum ada kasus tersebut. Tapi terus diberitahukan kepada masyarakat untuk segera ke fasyankes terdekat kalau ada gejala yang aneh pada anak. Sehingga bisa ditangani lebih dini," kata dia pula.
Sebelumnya dengan adanya kasus gangguan ginjal akut pada anak, Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan pedoman Tata Laksana dan Manajemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada anak di fasilitas pelayanan kesehatan melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02.02./2/I/3305/2022.
Tata laksana tersebut dimulai dari diagnosis klinis. Dimana diagnosis untuk penyakit gagal ginjal akut pada anak diawali dengan mengamati gejala dan tanda klinis yang dialami pasien.
Salah satunya terjadi penurunan jumlah buang air kecil (oliguria) atau tidak ada sama sekali buang air kecil (anuria), serta gejala awalnya berupa infeksi saluran cerna dan gejala ISPA.
Dan bagi orang tua diminta lebih waspada dan melakukan pemantauan tanda umum serta pemantauan jumlah dan warna urine, sambil memastikan anak mendapatkan cairan yang cukup dengan meminum air. (ANTARA)
Berita Terkait
-
IDAI Jatim Sebut Belasan Balita di Surabaya Meninggal Akibat Gagal Ginjal Akut, Eri Cahyadi Belum Terima Laporan
-
Antangin Hingga OB Herbal Diklaim Tidak Mengandung Etilen Glikol dan Dietilen Glikol
-
Ramai Beredar Daftar Obat Sirup Mengandung Etilen Glikol, Kalbe Buka Suara
-
Bocah Setahun Asal Sumba NTT Dirujuk ke Bali Karena Adanya Gejala Gagal Ginjal Akut
-
8 Anak di Jakarta Barat Idap Gagal Ginjal Akut, Keluhannya Tidak Bisa Buang Air Kecil
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Penyelundupan Ribuan Burung Gagal, Dua Pelaku Diamankan
-
Panduan Lengkap: Membuat Infografis Kece Anti Ribet dengan Gemini AI
-
Lampung Bangun Rumah Sakit Hewan Rujukan: Terkendala Dana Berharap DAK
-
Jadikan Foto Anda Lebih Kece: Panduan Mengedit di Gang Artistik dengan Gemini AI
-
BTN Buka Lowongan Kerja Posisi IT QA Department Head: Gaji Menarik