SuaraLampung.id - Maraknya perburuan liar di dalam hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) di Kabupaten Lampung Timur, disebabkan faktor ekonomi.
Ini menjadi keprihatinan NGO Indonesian Rhino Inisiatif (IRI) yang fokus pada pelestarian satwa dilindungi utamanya badak.
Jika perburuan liar tidak diminimalisasi bisa membuat berkurangnya populasi satwa dilindungi di dalam TNWK dan ini mengganggu keseimbangan alam.
Karena itu IRI berupaya memberdayakan ekonomi masyarakat desa penyangga TNWK agar tidak tergoda melakukan kegiatan ilegal di TNWK.
Salah satu caranya adalah dengan memberi pelatihan pembuatan batik dengan bahan baku dedaunan. Seperti yang terlihat di Dusun V, Desa Labuhanratu VII, Kecamatan Labuhanratu, Kabupaten Lampung Timur.
Sejumlah ibu ibu yang tinggal desa tersebut mendapat pelatihan pembuatan batik dengan bahan baku dedaunan. Pelatihan tersebut dilakukan di rumah Konservasi Desa Labuhanratu VII, selama tiga hari.
Rustini seorang ibu rumah tangga, bersama belasan rekannya sedang melakukan proses pembuatan batik alami.
Proses dan bahan batik tidak menggunakan bahan kimia melainkan menggunakan berbagai macam jenis daun yang dianggap motif menarik di tempelkan di lembaran kain berwarna putih.
Setelah proses penempatan daun-daun pada lembaran kain, lalu peserta menggulung dan mengikat rapi sebelum dikukus ke dalam air panas selama 2 jam. Setelah dua jam dalam proses pengukusan peserta membuka dan mengeringkan di tempat yang tidak begitu panas.
Baca Juga: Bantuan Seragam Sekolah di Balikpapan Bakal Disalurkan Akhir September, Ini Tema untuk Baju Batiknya
"Prosesnya mudah, tidak harus menggunakan keterampilan menggambar karena motif batiknya dari daun-daun sekitar yang bentuknya bagus," ucap perempuan 43 tahun itu.
Rustini mengaku, proses pembuatan batik seperti ini tidak rumit.
Dengan ilmu yang didapat selama tiga hari dari pembatik tradisional asal Jawa Barat itu, ia berharap ke depan bisa dijadikan sebagai modal usaha rumahan.
"Ya pastinya nanti akan kami komersilkan kalau hasilnya sudah maksimal, antusias sih karena selama tiga hari belajar gratis, makan juga ditanggung sama penyelenggara," ucap Rustini.
Direktur eksekutif NGO Indonesian Rhino Inisiatif (IRI) Muhammad Hanif mengatakan, peserta pembelajaran batik organik, sengaja diambil dari masyarakat yang tinggal dekat dengan hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK).
Tujuannya untuk memberikan pemberdayaan sumber daya manusia agar bisa kreatif dan menghasilkan uang.
Berita Terkait
-
Bantuan Seragam Sekolah di Balikpapan Bakal Disalurkan Akhir September, Ini Tema untuk Baju Batiknya
-
Motor Dinas yang Dikendarai Anggota Polsek Waway Karya Tabrak Truk, Begini Kondisi Aipda Bambang
-
Wow! Gandeng UMKM, Gibran akan Luncurkan Sepatu Berdesain Batik
-
Pemkab Lampung Timur Klaim Sudah Bayar Penghasilan Tetap Perangkat Desa
-
Geger! Buaya Seberat 1 Kuintal Naik ke Daratan, Warga Serahkan ke BKSDA
Terpopuler
- Erika Carlina Bikin Geger, Akui Hamil 9 Bulan di Luar Nikah: Ini Kesalahan Terbesarku
- Dipantau Alex Pastoor, 3 Pemain Timnas Indonesia U-23 yang Layak Dipanggil ke Senior
- 43 Kode Redeem FF Terbaru 18 Juli: Klaim Hadiah Squid Game, Outfit, dan Diamond
- 8 Mantan Pacar Erika Carlina yang Hamil di Luar Nikah, Siapa Sosok Ayah Sang Anak?
- 7 Pilihan Tablet dengan SIM Card untuk Kuliah, Spesifikasi Mumpuni Harga Cuma Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
3 Motor Matic Bekas Rp2 Jutaan, Jagoan Paling Bandel untuk Antar Jemput Anak!
-
Temui Jokowi, Presiden Prabowo Cerita Hasil Perjalanan ke Luar Negeri
-
Sega Jagung dan Politik Pangan: Saat Sesuap Nasi Bukan Lagi Raja di Meja Makan
-
Breaking News! Kevin Diks Cedera Lagi
-
12 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
Terkini
-
BRI Gandeng Pemerintah Bangkitkan Ekonomi Desa: Koperasi Merah Putih Jadi Kunci
-
BRI Siap Gempur Desa, Kopdes Merah Putih Jadi Peluang Emas BBRI?
-
BRI Dukung UMKM Katering Pemasok Program MBG Ekspansi Dapur dan Berdayakan Ratusan Karyawan
-
BRI: Keamanan Jadi Elemen Penting bagi BRI dalam Melakukan Pengembangan Layanan Digital
-
Romansa dan Narkoba: Akhir Tragis Pasangan Muda Pengedar Tembakau Sintetis di Pringsewu