Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Jum'at, 23 September 2022 | 07:05 WIB
Sejumlah ibu-ibu di Dusun V, Desa Labuhanratu VII, Kecamatan Labuhanratu, Kabupaten Lampung Timur mendapat pelatihan pembuatan batik, Kamis (22/9/2022). [Suaralampung.id/Agus Susanto]

Rustini mengaku, proses pembuatan batik seperti ini tidak rumit.

Dengan ilmu yang didapat selama tiga hari dari pembatik tradisional asal Jawa Barat itu, ia berharap ke depan bisa dijadikan sebagai modal usaha rumahan.

"Ya pastinya nanti akan kami komersilkan kalau hasilnya sudah maksimal, antusias sih karena selama tiga hari belajar gratis, makan juga ditanggung sama penyelenggara," ucap Rustini.

Direktur eksekutif NGO Indonesian Rhino Inisiatif (IRI) Muhammad Hanif mengatakan, peserta pembelajaran batik organik, sengaja diambil dari masyarakat yang tinggal dekat dengan hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK).

Baca Juga: Bantuan Seragam Sekolah di Balikpapan Bakal Disalurkan Akhir September, Ini Tema untuk Baju Batiknya

Tujuannya untuk memberikan pemberdayaan sumber daya manusia agar bisa kreatif dan menghasilkan uang.

"Tujuan kami mendampingi masyarakat desa penyangga untuk mengembangkan potensi potensi desa dengan memberdayakan SDM nya lebih dulu," kata M Hanif.

NGO IRI sudah dua tahun mendampingi masyarakat desa penyangga dengan program pemberdayaan masyarakat. Namun tujuan utamanya untuk mengajak masyarakat melestarikan hutan tidak melakukan kegiatan ilegal dalam hutan.

IRI beranggapan bahwa kegiatan ilegal dalam hutan selalu dilatar belakangi dengan kondisi ekonomi, maka IRI mencoba membangun SDM masyarakat agar kreatif dan bisa memiliki usaha, seperti pembuatan batik dan juga pengolahan limbah singkong untuk pakan ternak.

"Warga penyangga banyak yang memelihara sapi, infonya banyak juga yang mencari rumput di lokasi hutan, maka kami ajarkan kepada bapak bapak memanfaatkan limbah singkong sebagai bahan pakan ternak sapi dan kambing," terang Hanif.

Baca Juga: Motor Dinas yang Dikendarai Anggota Polsek Waway Karya Tabrak Truk, Begini Kondisi Aipda Bambang

Kontributor : Agus Susanto

Load More