Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Kamis, 25 Agustus 2022 | 07:10 WIB
Ilustrasi Seto Mulyadi alias Kak Seto. Kak Seto jawab tudingan pansos karena mendampingi anak-anak Irjen Ferdy Sambo. [Muhammad Anzar Anas/Suara.com]

SuaraLampung.id - Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau Kak Seto menanggapi kritikan sejumlah pihak mengenai langkahnya mendampingi anak-anak Irjen Ferdy Sambo

Kak Seto membantah tudingan dirinya panjat sosial alias pansos dengan memberi perlindungan ke anak-anak Ferdy Sambo.

Menurut Kak Seto, perlindungan dan pendampingan yang diberikan ke anak-anak Ferdy Sambo adalah sebuah tugas LPAI.

"Karena ini viral seolah-olah saya hanya menolong anak-anak yang seolah panjat sosial. Mohon maaf artinya sama sekali tidak," tegas Kak Seto saat ditemui wartawan di Mabes Polri, Rabu (24/8/2022) dikutip dari Suara.com.

Baca Juga: CEK FAKTA: Irjen Pol Ferdy Sambo, Tersangka Pembunuhan Brigadir J, Sudah Mengirimkan Surat Pengunduran Diri dari Polri

Kak Seto menegaskan lembaganya secara konsisten selama 27 tahun memberikan perlindungan kepada anak-anak Indonesia. Perlindungan diberikan tanpa diskriminasi.

"Kami tidak ada diskriminasi. 'Ah ini anak jenderal enggak usah diurusin.' Semua anak di mata kami adalah sama. Apakah itu anak-anak kaum marjinal, kaum gelandangan dan sebagainya," jelasnya.

"Kami konsisten terus memperingatkan semua pihak untuk melindungi anak Indonesia," sambungnya.

Menangani anak Ferdy Sambo, Kak Seto mengatakan mereka bersama Biro Psikologi Mabes Polri akan mengembalikan rasa percaya dirinya.

Berdasarkan pengalaman LPAI menangani anak-anak yang terdampak akibat kasus yang menjerat orang tuanya, biasanya mereka mengalami perundungan. Perundungan itu datang dari media sosial dan lingkungan sekolah.

Baca Juga: Terjerat Kasus Polisi Tembak Polisi, Kata Kak Seto : Anak Ferdy Sambo Masih Bercita-cita Jadi Polisi

"Artinya kalau kejahatan atau bullying dari media sosial ya sementara berpuasa dari media sosial. Kalau dari sekolah ya sementara tidak sekolah dulu dan menempuh jalur pendidikan informal. Dan itu memang dimungkinkan dan dijamin oleh undang-undang sistem pendidikan nasional," papar Kak Seto.

Dari media sosial, kata Kak Seto, anak-anak Ferdy Sambo akan dibatasi menggunakan telepon genggam.

"Artinya HP mungkin hanya angkat telepon. Tapi tidak untuk berbagai jalur media sosial yang bisa dibaca, ditonton atau sebagainya," ujarnya.

Penanganan itu akan dilakukan sampai anak-anak Ferdy Sambo kembali rasa percaya dirinya.

"Sampai ada perubahan kembali percaya diri, kembali memiliki daya resistensi, daya lenting yang lebih tegar, maka kita bisa kembalikan ke lingkungan keluarga," ujarnya.

Untuk memberikan sejumlah penanganan itu, LPAI telah berkoordinasi dengan Biro Psikologi Mabes Polri. Rencananya mereka akan bertolak ke Mangelang pada 31 Agustus mendatang.

"Yang paling penting kami ini merencanakan pada tanggal 31 Agustus nanti bersama-bersama berangkat ke Magelang dan bertemu dulu bersama dengan anak-anak," kata Kak Seto.

Tujuan mereka untuk melihat langsung bagaimana kondisi psikologi anak-anak Ferdy Sambo.

"Setelah itu bagaimana perkembangannya, kan kami belum tahu situasi psikologis dari kedua anak yang remaja tadi, yang satu 17 tahun dan yang satu 15 tahun. Jadi dari pembicaraan itu nanti kita bisa kembangkan langkah-langkah apa yang dapat kami lakukan bersama," kata Kak Seto.

Dikritik Deolipa

Sebelumnya langkah pemerhati anak Seto Mulyadi atau Kak Seto ingin memberi perlindungan ke anak-anak Irjen Ferdy Sambo dikritik mantan pengacara Bharada E, Deolipa Yumara.

Menurut Deolipa Yumara, Kak Seto lebih baik fokus mengurusi anak jalanan yang terlantar daripada mengurusi anak-anak Ferdy Sambo.

Kata Deolipa, anak-anak terlantar di jalanan lebih penting diurus oleh Kak Seto ketimbang anak-anak Ferdy Sambo.

"Kepada Kak Seto, Kak Seto ngapain ngurusin anaknya Ferdy Sambo. Di jalanan banyak pak, anak terlantar. Ngapain bapak capek-capek ketemu Ferdy Sambo bilang anaknya dijaga. Buat apa pak?" ujar Deolipa dikutip dari YouTube tvOneNews.

Deolipa mengatakan, Kak Seto jangan sampai membuat malu psikologi Universitas Indonesia (UI), tempat Kak Seto menimba ilmu.

"Pak jangan bikin malu psikologi UI. Saya psikologi UI malu saya pak," ujar Deolipa.

Menurut pembawa acara, langkah Kak Seto memberi perlindungan karena anak-anak Ferdy Sambo mendapat perundungan.

"Anak di jalanan lebih banyak dapat perundungan. Di Cilincing itu banyak anak dirundung sampai ngomongnya ngawur. Itu mending dia belain sana. ngapain dia belain sana," jawab Deolipa.

Menurut Deolipa, Ferdy Sambo adalah orang kaya yang memiliki keluarga besar sehingga urusan anak-anak Ferdy Sambo biar diurus keluarga besarnya.

"Ngapain Kak Seto pansos-pansos di situ, bikin malu saya aja," imbuh Deolipa.

Load More