Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Jum'at, 05 Agustus 2022 | 18:10 WIB
Ilustrasi Gajah. Gajah liar rusak kebun jagung warga di Lampung Timur. [Biro Pers Istana]

SuaraLampung.id - konflik gajah liar dengan petani Lampung Timur khususnya di desa penyangga hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) masih terus terjadi. 

Terkini gajah liar merusak kebun jagung milik petani di Desa Taman Fajar, Kecamatan Purbolinggo, Lampung Timur, pada Jumat (5/8/2022) dini hari. 

Rombongan gajah liar yang berjumlah 8 ekor merangsek masuk ke kebun jagung milik Pendi, petani di Desa Taman Fajar, Purbolinggo, Lampung Timur. 

Menurut Pendi, delapan gajah liar asal hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) mulai masuk peladangan miliknya sekitar pukul 03.00 menjelang subuh.

Baca Juga: Rajut Keharmonisan Gajah Sumatera Dan Manusia Lewat Dongeng Dan Film

Kedatangan gajah liar ini baru d ketahui sekitar pukul 03.30. Pendi lalu mengontak rekan lainnya yang juga menjaga tanaman jagung untuk bersama mengusir rombongan binatang bertubuh tambun itu.

Pendi dkk mengusir rombongan gajah liar menggunakan senter dan lampu laser. Sekitar pukul 04.30, rombongan gajah perlahan meninggalkan peladangan dan masuk hutan.

Namun tanaman jagung seluas 1/4 hektare milik Pendi sudah rusak.

Kata Pendi gajah liar sangat mudah masuk ke ladang miliknya karena langsung berbatasan dengan hutan TNWK.

"Hampir setiap malam gajah liar keluar, sehingga petani dibuat repot dan selalu menjaga tanaman masing masing, dan persoalan ini sudah bertahun tahun," kata Pendi.

Baca Juga: Nunik Sedang Sambutan, Tiba-tiba Ratusan Guru PAUD Lampung Timur Bentangkan Poster dan Teriak: Naikkan Insentif

Agar tak terulang, Pendi dan petani lain harus melakukan penjagaan dari pukul 17.30 hingga 06.00 atau dari menjelang magrib hingga pagi hari.

Jika tidak dilakukan penjagaan sudah bisa dipastikan tanaman masyarakat habis dimakan gajah liar asal hutan TNWK.

Sementara saat ini tanaman jagung sejumlah petani Desa Taman Fajar sedang masuk fase buah muda (janten), yang merupakan fase sangat d sukai rombongan gajah liar.

Konflik gajah liar dan petani di Lampung Timur khususnya desa penyangga hutan sering terjadi dan tidak ada solusi apapun.

Ironisnya pihak Balai TNWK tidak pernah memberikan kompensasi apapun terhadap petani yang tanamannya dirusak gajah liar.

Kepala SPTN II Balai TNWK Nazarudin mengakui hampir setiap malam rombongan gajah liar selalu ada di pinggir hutan.

Untuk mengantisipasi gajah liar masuk ke lokasi tanaman petani, sejumlah petani dan Masyarakat Mitra Polhut (MMP) selalu melakukan penjagaan.

"Kalau pas kita lelah tidur di gubuk atau pas hujan, waktu-waktu tersebut kami sering kecolongan, tidak tau kalau gajah sudah masuk di peladangan dan merangsek tanaman," kata Nazarudin.

Terkait dengan ganti rugi tanaman kepada petani yang terdampak oleh gajah liar, Nazarudin menjelaskan, bahwa pihak balai tidak memiliki atau menganggarkan ganti rugi tanaman petani yang dirusak gajah.

"Dari dulu memang tidak ada anggaran untuk ganti rugi tanaman yang dirusak gajah liar, tapi kami turut serta membantu petani melakukan penjagaan," ucap Nazarudin.

Kontributor : Agus Susanto

Load More